Perayaan HUT ke-78 RI, Mengintip Kisah Abah Oma Setia Jaga Makam Pahlawan di Usia 81 Tahun
JAKARTA, iNews.id - Perayaan Hari Ulang Tahun ke-78 RI menjadi momen bagi masyarakat untuk mengenang jasa para pahlawan. Ya, jika mengenang masa perjuangan, tentu identik dengan Taman Makam Pahlawan (TMP).
Terutama jika singgah ke Taman Makam Pahlawan (TMP), Dreded, Kota Bogor, Anda akan menjumpai sosok kakek berusia 81 tahun. Ya, dia adalah juru kunci yang dipercaya menjaga taman pahlawan ini selama puluhan tahun.
Penasaran, seperti apa kisah Abah Oma yang setia menjaga keasrian dan kebersihan di taman makam pahlawan Dreded, Kota Bogor? Berikut ulasannya.
Pagi itu, seorang kakek berusia 81 tahun, dengan pakaian lusuh berwarna coklat, topi dan sepatu bots, masih setia mengurus sebanyak 1.600 lebih makam di Taman Makam Pahlawan (TMP), Dreded, Kota Bogor. Namanya Oma Somantri, seorang kakek tua yang masih mengabdi sejak 1957 sampai saat ini, dan masih setia menjaga makam pahlawan.
Di TMP Dreded, terdapat dua nama besar pahlawan asal Bogor, yakni Kapten Tubagus Muslihat, yang berjuang dalam Revolusi Nasional Indonesia tahun 1945, dan juga Raden Oking Djayaatmadja atau biasa dikenal dengan Mayor Oking. Perjuangan pahlawan ini diabadikan menjadi nama jalan di daerah Cibinong, Kabupaten Bogor.
Kembali kepada pria kelahiran 20 Juli 1942 itu. Dia selalu menyempatkan waktu untuk berkunjung ke makam pahlawan setiap hari untuk mengawasi dan membersihkan makam-makan di TMP Dreded. Tubuhnya yang sudah menua, penglihatan yang kabur, dan pendengarannya yang kurang baik, tak membuat Abah Oma, sapaan akrabnya, menjadi pasrah dan menyerah dengan keadaanya.
Kegiatan Abah Oma dimulai sejak pukul 05.00 WIB. Setelah shalat Subuh, pria yang memiliki enam anak itu mulai bersiap ke makam untuk bersih-bersih di sana. Matanya sayu, kulit keriput, tenaganya yang sudah tidak seperti dulu lagi, tidak dijadikan alasan oleh Abah Oma untuk tidak mengurus makam pahlawan Dreded yang memiliki luas kurang lebih 3,5 hektare.
"Gini aja kegiatan Abah setiap hari, ngurus makam pahlawan," ujar Abah Oma saat ditemui di TMP Dreded, Kota Bogor, Senin (14/8/2023).
Abah Oma, adalah seorang pensiunan pegawai negeri dari Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Barat. Dia memulai karier sebagai penjaga makam sejak 1957, setelah lulus dari sekolah dasar secara sukarela. Beberapa tahun kemudian, dia diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari Dinsos Jawa Barat dan dipekerjakan untuk mengurus TMP, Dreded.
Saat ini, mengurus makam para pahlawan di TMP Dreded, bukanlah kewajiban dari Abah Oma, karena dia memang sudah lama pensiun dari kepengurusan makam sejak 1998. Namun, dedikasinya yang tinggi tidak membuatnya hanya berdiam diri saja di rumah. Dia masih terus menjaga pahlawan yang telah gugur.
Sebenarnya, kepengurusan TMP, Dreded sudah sepenuhnya diurus oleh ketiga anaknya yang juga di bawah kepegawaian Dinsos Kota Bogor. Ketiga anak Abah Oma itu adalah Maman Suherman (54), Maksum Sujana (49), dan Ma'mun Suryadiharja (44). Namun, Abah Oma masih terus ikut menjaga makam dan membersihkannya secara ikhlas.
"Abah kalo diam di rumah aja, badan malah pada sakit. Mending ke makam, ikut bantu bersihin sama anak," kata Abah Oma dengan suara kecilnya.
Sebagai seorang pensiunan, tentulah Abah Oma masih mendapat dana pensiun dari Dinsos Jawa Barat. Menurut Abah Oma dia mendapatkan uang senilai Rp1,4 juta per bulan. Uang itu dia pakai untuk kebutuhan sehari-hari untuk diri sendiri, karena 10 tahun lalu dia ditinggal oleh istrinya pergi untuk selamanya.
Kepergian sang istri tentunya adalah hal terburuk yang pernah dialami oleh Abah Oma, namun semangatnya dalam mengabdi untuk para pahlawan yang gugur dan dimakamkan di TMP, Dreded, tak pernah padam hingga saat ini.
Mengabdi selama 66 tahun di TMP Dreded, Abah Oma Tak muluk-muluk dalam berharap untuk kelanjutan hidup. Ke depannya, dia hanya berharap agar tubuhnya selalu sehat dan bugar, supaya bisa terus beraktivitas dengan nyaman saat berjaga di TMP, Dreded.
"Yang penting mah sehat aja, gak macem-macem Abah mah," ujar Abah Oma sambil tersenyum dan tertawa kecil.
Sementara itu, di tempat yang sama, anak pertama dari Abah Oma, Maman Suherman mengatakan, jika sebetulnya dia sudah menyerukan kepada Abah Oma agar berdiam diri saja di rumah untuk beristirahat dan menikmati masa pensiun. Namun, Abah Oma tidak melakukan hal yang diinginkan putranya itu.
Abah Oma tetap dengan pendirian untuk berjaga dan membersihkan makam pahlawan Dreded, karena alasan tidak suka berdiam diri di rumah. Padahal, anak-anaknya yang lain pun selaras dengan pendapat dari Maman.
"Saya dan adik-adik udah bilang untuk bapak diam aja di rumah. Tapi emang dasarnya orang tua yah, wataknya kembali lagi seperti anak kecil, jadi agak susah dibilangin, yang terpenting bapak sehat aja," tutur Maman.
"Intinya saya kagum dengan bapak, beliau masih sangat aktif dengan usianya yang tidak muda lagi tapi masih tetap mengabdi di sini," kata Maman.
Editor: Vien Dimyati