Pertukaran Budaya sekaligus Menjaga Lingkungan dengan Memilah Sampah
JAKARTA, iNews.id - Ada banyak hal unik dari Jepang yang bisa diketahui oleh banyak orang. Selain bahasa dan budaya, Jepang juga memiliki kedisiplinan tinggi dalam menjaga lingkungan.
Aktivitas paling sederhana yang sudah menjadi rutinitas sehari-hari budaya Jepang dalam menjaga lingkungan adalah dengan melakukan pemilahan sampah. Sampah sudah dipilah sebelum memasuki ke tempat pembuangan terakhir.
Hal ini pula yang diedukasi oleh PT. Uni-Charm Indonesia, bekerja sama dengan Japan Foundation untuk berkontribusi pada pengurangan sampah di Indonesia. Edukasi ini dilakukan kepada siswa-siswi SMAN.
Direktur Japan Foundation Mr. Takahashi Yuichi mengatakan, dia merasa senang dapat menjalankan program edukasi bersama PT Uni-Charm Indonesia Tbk yang proaktif di dalam upaya penyelesaian masalah lingkungan.
"Melalui pembelajaran ini, diharapkan tidak hanya dapat mengajarkan Bahasa serta memperkenalkan budaya Jepang saja, tetapi juga memberikan kesadaran akan permasalahan lingkungan kepada para siswa, agar dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik," ujar Mr. Takahashi Yuichi melalui keterangannya.
Edukasi diberikan sejak dini kepada siswa-siswi SMAN 18 Jakarta yang merupakan sekolah rekanan Japanese Partners dari Japan Foundation yang bergerak di bidang penyebaran dan
pertukaran budaya Jepang.
Adapun konten pembelajaran yang diberikan meliputi penjelasan tentang SDGs (Sustainable Development Goals) sebagai landasan untuk mendukung penetrasinya
di Indonesia, pemahaman dasar tentang aktivitas 3R (reduce, reuse, recycle), pengenalan sampah yang dapat dijadikan kompos, serta pentingnya memilah sampah berdasarkan jenisnya, yakni organic dan anorganic menggunakan materi dan video.
Selain itu, sebagai tambahan dari konten edukasi yang dilakukan terhadap siswa SD di Jakarta dan Karawang sebelumnya, pengajar dari Japanese Partners dan guru SMAN 18 Jakarta mengajarkan tentang istilah Bahasa Jepang yang muncul di dalam materi edukasi pemilahan sampah. Lalu, para siswa juga diajarkan tentang pola kalimat Bahasa Jepang untuk membuat poster dengan tema menjaga lingkungan.
Sementara itu, Presiden Direktur Yuji Ishii menambahkan, sebagai produsen produk kebutuhan sehari-hari, dia juga secara proaktif terlibat dalam upaya penghematan energi, konservasi energi, pengurangan sampah dan berbagai masalah sosial lainnya.
"Hal ini dilandasi oleh adanya rasa tanggung jawab kami untuk secara serius berkontribusi melalui berbagai kegiatan perusahaan yang sejalan dengan corporate slogan kami yaitu Ethical Living for SDGs, demi merealisasikan SDGs yang menjadi tujuan (purpose) dari perusahaan kami," katanya.
Yuji Ishii menambahkan, melanjutkan edukasi pemilahan sampah yang dilakukan mulai tahun 2022 lalu, kali ini dia berkesempatan untuk bekerjasama dengan Japan Foundation untuk melakukan kegiatan dengan style berbeda, yakni edukasi pemilahan sampah yang dibarengi dengan pertukaran budaya.
"Kami berharap hal ini dapat memberikan kontribusi pada kampanye Sekolah Sehat yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi," katanya.
"Dari 17 target SDGs yang dicanangkan, melalui kegiatan ini kami berupaya untuk berkontribusi pada target No.4 yaitu Pendidikan yang berkualitas. Selain itu, memberikan pengetahuan yang benar, untuk ke depannya pun kami akan terus berusaha untuk memecahkan masalah konservasi lingkungan dan sosial, serta berkontribusi pada perwujudan SDGs," tuturnya.
Editor: Vien Dimyati