Pikat Wisman Australia, Ogoh-Ogoh Khas Bali Eksis di Festival Dark Mofo Tasmania

TASMANIA, iNews,id - Pulau Dewata Bali memiliki beragam destinasi wisata dan budaya yang dapat memikat wisatawan mancanegara (wisman) untuk berkunjung. Salah satunya Ogoh-Ogoh. Ini merupakan karya seni patung yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala.

Tidak tanggung-tanggung, untuk memikat wisman dari Australia, Ogoh-Ogoh Bali ini eksis dalam Festival Dark Mofo Tasmania. Sebanyak 1.500.000 wisman ditargetkan berkunjung ke Indonesia pada 2019. Maka itu, melalui Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran 1 Regional IV Kementerian Pariwisata (Kemenpar), kembali mempromosikan Wonderful Indonesia.

Salah satunya, menampilkan karnival Ogoh-Ogoh Bali yang dikemas secara kontemporer dalam Festival Dark Mofo, di Hobart, Tasmania, pada 6 - 23 Juni 2019. Acara tahunan ini diselenggarakan oleh Museum of Old and New Art (MONA) Hobart, Tasmania.

Festival ini merupakan perayaan musim dingin yang menawarkan sentuhan kontemporer bergaya abad pertengahan. Dengan penyelenggaraan di malam hari, menjadikan festival ini sebagai kegiatan malam hari di sepanjang tahun. Festival ini juga menampilkan rangkaian event kuliner, musik, seni,film, dan pertunjukan lampu. Tercatat pada tahun lalu, Festival Dark Mofo mampu menarik lebih dari 270.000 pengunjung.

Karya perupa dan seniman Ogoh-Ogoh menunjukkan potensi atraksi pariwisata, beragam filosofi, adat istiadat yang dimiliki Indonesia. Bahkan, dikagumi dunia internasional, khususnya masyarakat Tasmania.

Event ini menjadi upaya pemerintah untuk terus mendukung dan mempromosikan wisata budaya sebagai bagian dari upaya dan strategi meningkatkan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia.

Hadir dalam kegiatan ini Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional IV Area III, Kemenpar, Titik Wahyuni, dan konsul Jenderal RI di Melbourne Spica Alphanya Tutuhatunewa.

Rangkaian atraksi Ogoh-Ogoh terdiri dari dua sesi. Pertama, atraksi yang dibuka dalam beberapa sesi di Good Shed Macquire Point Hobart. Dalam sesi pertama terdapat Purging of Ogoh-Ogoh, yaitu momen di mana para pengunjung mencurahkan hal yang ditakuti untuk ditulis dalam secarik kertas. Kemudian, dimasukkan di tubuh Ogoh-Ogoh. Warga berbondong-bondong dari segala usia datang dan berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Sedangkan sesi kedua adalah Burning of Ogoh-Ogoh, yang diawali dengan arak-arakan dari Gedung Parliament lawn sampai Macquarie Point yang diramaikan dalam pawai.

Komunikasi budaya dilakukan melalui workshop oleh tiga seniman kreatif Bali. Dalam event tersebut, Ogoh-Ogoh burung diarak oleh masing-masing peserta pada puncak acara karnival, sehingga ada ikatan emosional yang menyentuh bagi para peserta. Ini diharapkan dapat membangun awareness yang dimulai dari usia dini.

Peserta workshop dan arak-arakan karnival Ogoh-Ogoh berasal dari komunitas warga setempat, masyarakat Indonesia yang tinggal di Hobart, serta pelajar sekolah dasar. Mereka juga membawa karya Ogoh-Ogoh mini berbentuk burung Parrot Swift. Burung ini merupakan spesies khas Tasmania yang kini hampir punah. Ini juga menjadi tema Ogoh-Ogoh.

Pawai menuju lokasi pembakaran Ogoh-Ogoh diiringi oleh beragam alat musik, mulai dari gamelan hingga trombone. Karnival ini menjadi pawai multikultur yang meriah dan atraktif. Kostum dan tari-tariannya memikat warga kota di sepanjang jalan Hobart. Iring-iringan kemudian diakhiri dengan pembakaran Ogoh-Ogoh yang sangat spektakuler sebagai puncak acara Festival Dark Mofo.

Selama festival tersebut, tim Kemenpar memberikan pelayanan informasi dan bekerjasama dengan Helloworld dalam penjualan paket wisata.

Editor: Vien Dimyati