Rara Pawang Hujan Mandalika Bongkar Rahasia Ritualnya saat Kendalikan Awan
JAKARTA, iNews.id - Perhelatan MotoGP Mandalika 2022 meninggalkan kesan yang mendalam bagi para pemain. Apalagi di tengah pertandingan muncul pawang hujan.
Perempuan yang biasa disapa Mbak Rara atau yang memiliki nama asli Raden Rara Isti Wulandari sempat mencuri perhatian publik. Bukan hanya di mata warga Indonesia, tetapi dunia.
Rara dicap dukun oleh sebagian besar netizen di Twitter. Dia dianggap melakukan ritual yang sepatutnya tidak dipertontonkan kepada khalayak ramai.
Tak berhenti di sana, sosok pribadi Rara pun dikulik netizen. Sampai-sampai mereka menemukan akun LinkedIn Rara dan netizen kembali membicarakan profesi yang dijalaninya.
Beberapa pihak menilai kemunculan Rara dengan singing bowl-nya di tengah hujan di sirkuit Mandalika sebagai atraksi memalukan, sebagian netizen lain menghormati apa yang dikerjakan Rara. Ya, tindakan yang dilakukannya semata-mata profesionalisme kerja.
Rara dan segala kontroversi di baliknya sejatinya adalah sosok perempuan biasa. Lewat unggahan Instastory dan feed Instagram, dia memberikan respons atas apa yang dilakukan netizen kepadanya.
"Mau sayang Rara sebagai pawang hujan boleh, mau benci juga boleh. Yang jelas aku sayang Indonesia. Bersyukur terlahir di Indonesia dan melayani bekerja secara profesional. Di langit Mandalika," begitu tulis Rara di akun Instagramnya.
Lewat Instastory, Rara me-repost unggahan netizen dengan nama akun @panitia_hari_kiamat_1610 yang mana ada tulisan soal Rara di sana. "Di negara sendiri di-bully. Semangat mbak Rara," tulisnya.
Banyak hal yang akhirnya jadi senjata menyerang Rara yang dilayangkan netizen di media sosial. Termasuk soal gaji 3 digitnya yang membuat sebagian orang cukup terkaget-kaget.
Ya, Rara mengaku dibayar dengan nominal sangat tinggi untuk bisa mengendalikan pergerakan awan.
"Saya dibayar MGPA dan ITDC. Bayaran saya itu tiga digit untuk 21 hari," kata Rara. Ungkapan dia pun ramai dibahas di media sosial. Beberapa netizen bahkan berkomentar kini punya cita-cita baru yaitu jadi pawang hujan.
Apa yang dikerjakan Rara sebagai pawang hujan pun sejatinya bukan hal yang ditutup-tutupi. Dalam unggahan video yang dibagikan akun Twitter @astee_mou, bisa dilihat bersama di sana, Rara menjelaskan dengan gamblang bagaimana cara kerjanya mengatur awan.
Singing bowl yang dibawanya ke mana-mana jadi salah satu medium untuk mengendalikan awan. Tentu, dengan kemampuan indigo yang dimilikinya, Rara mengaku bisa menembus dimensi lain dan di sana dia bisa mengendalikan awan.
"Kalau mau memanggil awan, lebih ke kekuatan batin. Ini ada singing bowl yang mengatur gelombang suara. Di otak kan ada gelombang otak alfa, delta, dan teta. Itu gelombang otak untuk meditasi," kata Rara menjelaskan rahasia ritualnya.
"Jadi, kalau gelombang otak pawang itu bisa sampai ke teta dan dengan begitu saat orang itu tenang dan slow, dia bisa sampai ke alam lain," ujarnya.
Rara melanjutkan, sebenarnya secara fakta, dia mengaku dirinya itu pakai kayu dan asap. Jadi, uap itu ke atas.
"Sebenarnya Memecah awan itu dengan energi gelombang doa, getaran ini simbol (sembari memutar singing bowl). Terus ada teriakan Rara, sering kan Rara teriak (dia pun teriak) kalau kita sudah teriak nanti cuacanya panas," kata dia.
Setelah dia mempraktikkan beberapa hal, tiba-tiba saja di video tersebut cuaca di atas kepala Rara berubah menjadi terik. "Nah ini dalam 1 detik saja sudah panas," curhatnya.
"Jadi, afirmasi memohon berkah Allah, Tuhan Maha Kuasa supaya matahari ada di atas kepala Rara," katanya.
Dia melanjutkan, dalam menjalankan praktik kerjanya ini, ada tantangan yang harus dijalani yaitu Rara mesti terkurung di tempatnya bekerja.
"Jadi, saya benar-benar mau melayani MGPA mau melayani ITDC, mau melayani tim korlap. Jadi, saya otomatis harus sayang dan simpati dengan pimpinan, dengan tim kerja mereka. Saya sayangi wajah-wajahnya, seperti itu, supaya kuat lintas dimensinya," ujar Rara.
Rara juga menjelaskan, soal tujuan dirinya memutar atau memukul singing bowl yaitu agar menciptakan getaran suara. "Getaran ini kan sampai ke hati, telinga, sampai ke alam lain. Gegara bunyi singing bowl, langit bisa mengikuti langkah Rara," katanya.
"Saya sampai enggak lihat ke bawah karena fokus ke atas, sampai nginjek semen. Karena anginnya itu mengikuti tangan saya. Arah saya ke kanan, dia ikut ke kanan (dari Barat ke Utara)," kata dia.
Di kesempatan itu, Rara juga mengaku pernah gagal dalam menjalankan tugasnya. Momen itu terjadi saat dirinya diminta mengawal pertandingan sepakbola Indonesia melawan Jepang di Gelora Bung Karno (GBK).
"Waktu itu Rara ngawal sepakbola Indonesia lawan Jepang. Saya dihubungi coach Indra bagaimana caranya Garuda mania di GBK aman dan happy. Nah, waktu itu saya bilang ke coach kalau saya sedang datang bulan, dan kalau saya datang bulan, otomatis energi saya berkurang," ceritanya.
Terus Mas Indra, kata Mbak Rara, bilang dicoba dulu dan beneran hujan. "Waktu itu saya merasa gagal dan saya nangis dan malah makin gagal," kata Rara.
Tapi, karena ada rasa untuk tetap menuntaskan pekerjaan, Rara pun mengaku terpacu untuk bisa menggeser awan dan benar berhasil meski itu terjadi setelah pertandingan usai.
"Ya, berhasil menggeser hujan. Ya, minimal Garuda Mania bisa pulang, tapi pas pertandingan memang hujan dan Indonesia kalah. Itu sedih sih," curhat Rara.
Terlepas dari semua cibiran yang dilayangkan untuk Rara si pawang hujan MotoGP Mandalika, beberapa netizen tetap mengangkat topi dan menghargai apa yang dilakukan Rara.
"Kearifan lokal yang mungkin enggak ditemukan di sirkuit negara-negara lain selain di Indonesia. mungkin di Malaysia masih ada, ya, yaitu Pawang hujan (rain handler). Semangat Mbak Rara," ungkap @ariefrasyad yang ikut membagikan video Mbak Rara yang sedang beraksi.
Editor: Vien Dimyati