Safari Gurun Dubai Mewah: Naik Land Rover Vintage, Unta, hingga Makan Malam di Tenda Bedouin
DUBAI, iNews.id – Dubai tak hanya gedung-gedung pencakar langit dan kemewahan. Di baliknya terdapat hamparan padang pasir yang bisa memberikan salah satu pengalaman tidak terlupakan seumur hidup, lewat safari gurun.
Jurnalis iNews.id mengikuti safari gurun Dubai pada Senin, 21 April 2025 lalu bersama tiga orang lainnya, atas undangan Department of Economy and Tourism (DET) of Dubai. Hari sudah sore ketika pemandu wisata dari operator safari gurun Platinum Heritage, menjemput kami ke hotel.
Dengan perjalanan sekitar 1 jam, kami tiba di kawasan Dubai Desert Conservation Center dan selanjutnya berganti kendaraan. Di sana sudah ramai wisatawan. Kami ikut mengantre memilih ghutra, kain penutup kepala tradisional Arab atau dikenal juga dengan kufiyyah.
Kain ini umumnya dikenakan oleh pria di Uni Emirat Arab (UEA) yang berfungsi untuk melindungi dari sengatan matahari dan debu pasir. Sementara perempuan mengenakan kain yang disebut sheila. Pemandu membantu mengikatkan di kepala kami karena butuh teknik khusus.
Setelah kami menggunakan sheila, pemandu menunjuk deretan Land Rover vintage tahun 50-an yang akan kami kendarai menjelajah gurun pasir. Mobil putih dengan pelat CLASSIC DUBAI 92491, sudah menanti.
“Land Rover ini kendaraan bermotor pertama yang digunakan di gurun Dubai dan menjadi simbol warisan Dubai,” kata Ali, si pemandu.

Pemandu pun membawa kami memasuki area konservasi gurun Dubai. Bak mobil yang terbuka membuat angin gurun dengan mudah menyapu wajah dan rambut. Mobil melaju kencang membelah jalan padang pasir yang tidak rata, membuat tubuh sesekali terguncang-guncang.
Beberapa kali pemandu memperlambat kecepatan untuk menceritakan bagaimana masyarakat tradisional Bedouin bertahan hidup pada masa lalu di gurun. Dia juga mengungkap pentingnya konservasi satwa di padang gurun Dubai.
Di perjalanan, kami melihat sejumlah satwa. Salah satunya oryx, yang berdiri anggun di antara semak-semak gurun. Satwa mirip dengan rusa ini memiliki ciri khas bulu warna putih mencolok dan tanduk yang lurus dan lancip.

Oryx nyaris punah pada 1972. Namun berkat konservasi, populasinya terus bertambah dan saat ini diperkirakan ada sekitar 1.000 ekor. Satwa ini menjadi simbol penting serta hewan nasional di Dubai dan UEA.
“Dulu oryx hampir punah, tapi dengan konservasi, jumlahnya sudah terus bertambah di alam liar. Satwa ini juga tidak boleh diburu karena berburu di sini ilegal,” kata Ali.
Jelang matahari terbenam, Land Rover kami berhenti sejenak. Pemandu membawa kami ke spot terbaik untuk menikmati sunset gurun Dubai. Menurutnya, sayang sekali jika keindahan matahari tenggelam di padang pasir dilewatkan.
Sunset di gurun memang terlihat berbeda, dibandingkan dengan di pantai atau gunung meskipun sama-sama indah. Kami pun langsung mengabadikan momen saat langit memancarkan gradasi oranye, merah, dan kuning itu.

Safari gurun Dubai berlanjut. Di tengah perjalanan, kami berhenti untuk menyaksikan atraksi falconry. Seorang falconer profesional mempertunjukkan keahlian burung falcon dalam berburu.
Dengan latar cahaya temaram senja dan udara yang mulai dingin, kami bersama wisatawan lainnya, duduk di permadani beralaskan bantal. Sambil menikmati teh karak, qahwa atau kopi Arab dan kurma, kami menyimak falconer menjelaskan bagaimana falcon menjadi burung yang berperan penting bagi suku nomaden Bedouin di masa lalu.

“Di masa lalu, burung-burung ini menjadi mitra berburu yang sangat penting bagi suku-suku Bedouin yang menggantungkan hidup pada apa yang bisa ditangkap di padang pasir, untuk bertahan hidup. Saat ini, Falcon tidak lagi digunakan berburu karena dianggap ilegal,” kata pawang itu.
Dia memasang alat penutup mata pada Falcon yang dinamai Shadow. Tak lama, Shadow menunjukkan kemampuannya berburu, terbang beberapa kali dengan kecepatan tinggi, menyambar umpan, hingga kembali ke lengan sang falconer. Saat langit semakin gelap, kami berfoto bersama burung tercepat di dunia dengan kecepatan mencapai 390 km per jam itu.
Perjalanan terakhir kami adalah perkemahan safari gurun mewah bergaya Bedouin. Begitu memasuki kawasan ini, kami disambut lampu lentera. Tenda-tenda berdiri rapi di kanan dan kiri, sementara di tengah telah terbentang permadani lengkap dengan bantal-bantal beludru untuk bersantai.

Aroma rempah-rempah dan kopi Arab pun memenuhi udara. Kami menyesap kopi yang disuguhkan. Di kanan pintu masuk perkemahan, seorang pria berkandora menyangrai biji kopi di atas tungku kayu bakar, lalu menggiling dengan alat tradisional, untuk selanjutnya diseduh.
Makan malam mewah telah menanti. Sebagai makanan pembuka, di tiap meja di tenda sudah disajikan mulai dari hummus, moutabal, hingga tabbouleh. Setelah itu, kami menikmati menu utama makanan tradisional Arab, mulai dari daging domba, ayam panggang, nasi mandi, hingga daging unta. Bagi yang tidak mengonsumsi daging juga disediakan makanan vegetarian, sop lentil dan sayuran.

Kami tentu saja tidak melewatkan kesempatan untuk menunggang unta di sini. Dibantu pemandu, kami naik ke unta yang perlahan berjalan bergoyang membawa melintasi gurun di bawah langit malam. Rute yang dilewati memang tidak jauh. Para wisatawan yang masih ingin, bisa menunggangi unta untuk kedua atau beberapa kali.

Kembali ke perkemahan, kami menikmati musik dan tarian tradisional Emirati dengan gendang. Para wisatawan juga diajak ikut menabuh gendang beramai-ramai. Sebagian memilih duduk di atas permadani, menikmati makanan dan snack yang disediakan, sambil bercerita.
Safari gurun Dubai yang mewah ditutup dengan sesi mengamati bintang. Lentera-lentera dipadamkan sementara. Seorang pemandu meminta kami untuk merebahkan tubuh di permadani sehingga bisa menatap langit yang penuh dengan bintang.
Dengan laser pointer, pemandu menunjuk rasi bintang Milky Way di langit, bahkan planet Mars dan Jupiter yang ternyata tampak jelas. Dia juga menunjuk berbagai konstelasi dan menceritakan bagaimana para pengembara Badouin di masa lalu menggunakan bintang sebagai navigasi.

Safari gurun Dubai menjadi salah satu yang paling berkesan selama mengunjungi kota ini. Semua elemen memberikan pengalaman unik yang tidak akan terlupakan, mulai dari Land Rover antik, atraksi Falconry, menunggang unta, perkemahan khas Badouin dengan makan malam mewah Emirati, hingga pemandu yang cakap.
Untuk merasakan pengalaman seru safari gurun mewah di Dubai yang ramah lingkungan bersama Platinum Heritage ini, pengunjung dikenakan harga tiket mulai dari AED 695 atau sekitar Rp3.178.000, tergantung paket yang dipilih.
Editor: Maria Christina