Sandiaga Uno Ingin Wisata Konservasi Jadi Tren Usai Pandemi Covid-19
JAKARTA, iNews.id - Pandemi Covid-19 telah membuat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terpuruk. Pemerintah bersama pelaku usaha lokal terus bahu membahu membangkitkan sektor pariwisata yang sempat terpuruk.
Kehadiran vaksin Covid-19 seolah menjadi angin sejuk meski perjuangan masih panjang. Dan setidaknya, kehadiran vaksin ini menjadi secercah harapan untuk meningkatkan rasa optimisme masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Pasalnya, belakangan sebagian masyarakat Indonesia diketahui telah mengalami pandemic fatigue. Secara garis besar, pandemic fatigue adalah kondisi ketika seseorang lelah akan ketidakpastian kapan berakhirnya pandemi Covid-19.
Kondisi tersebut memicu terjadinya ketidakpatuhan dan demotivasi. Masyarakat menjadi lebih cuek dan apatis dalam menerapkan protokol kesehatan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kelelahan akan pandemi merupakan hal yang wajar dan sangat manusiawi. Namun bila dibiarkan terus menerus, dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak lebih besar seperti peningkatan kasus positif dan angka kematian yang signifikan.
Untuk meminimalisasi fenomena pandemic fatigue, sejumlah pelaku usaha pariwisata pun berinisiatif mengeluarkan promosi-promosi menarik. Seperti yang dilakukan oleh Faunaland di Taman Impian Jaya Ancol.
Objek wisata berbasis konservasi ini sepakat untuk memberikan promosi khusus kepada para tenaga kesehatan dan keluarga yang telah berjuang membantu melawan pandemi Covid-19.
"Ini bentuk apresiasi kami kepada para tenaga kesehatan yang berjuang di garda terdepan dalam memerangi Covid-19," ujar dr. Irene, Komisaris Faunaland, saat acara apresiasi tenaga kesehatan bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rabu (10/2/2021).
Di sisi lain, lanjut Irene, Faunaland yang telah berdiri sejak tahun 2016, dapat menjadi salah satu alternatif wisata karena tak hanya mengusung konsep ecotourism tetapi juga edutourism. Lokasinya pun sangat strategis, tidak jauh dari pusat kota Jakarta.
Dia berharap, objek wisata ini setidaknya dapat menjadi jendela dunia untuk memamerkan kekayaan alam dan hayati Indonesia yang begitu luar biasa.
"Kita itu punya lebih dari 200 ribu spesies flora dan fauna yang bisa dipamerkan di dunia. Dan itu adalah aset yang sangat besar," kata Irene.
"Kami berharap bisa lebih venture dan giat dalam memamerkan flora dan fauna kita yang begitu luar biasa, serta berkolaborasi dengan Kemenparekraf agar bisa dijadikan aset-aset sehingga bisa mendatangkan devisa bagi negara," katanya.
Pernyataan tersebut disambut baik oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Dia mengatakan, wisata berbasis nature (alam) dan culture (budaya) dinilai akan menjadi pandemic winner, pasca pandemi Covid-19 usai.
Maka dari itu, kini Kemenparekraf terus berupaya menjalin kerjasama dengan para stakholders terkait guna memaksimalkan potensi wisata tersebut.
"Kita akan menggalang kerjasama dengan para pelaku konservasi dan juga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Supaya wisata berbasis konservasi ini menjadi pilihan utama wisatawan, khususnya wisatawan Nusantara. Dan nanti setelah Covid-19 ini sudah teratasi bisa juga untuk wisatawan mancanegara," ujar Sandiaga.
Editor: Vien Dimyati