Surga Indah Tersembunyi di Sumatera Barat, seperti Ini Suasana Desa Terpencil di Bukit Karst
JAKARTA, iNews.id - Kampung unik di Sumatera Barat selalu menarik untuk dijelajahi. Tanah Minang memang memiliki pemandangan alam menakjubkan, apalagi jika singgah ke Desa Silokek yang cantik dikelilingi tebing.
Sumatera Barat memiliki berbagai objek wisata yang bisa jadi tujuan wisata seperti Lembah Anai, Pemandian Tirta Alami, Istana Pagaruyung, Jam Gadang dan masih banyak lagi. Selain destinasi wisata populer di atas, ada surga indah tersembunyi di Sumatera Barat, tepatnya di Desa Silokek.
Secara administratif, Desa Silokek terletak di Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Desa di Silokek terlihat indah bak surga tersembunyi. Untuk ke sini Anda harus menempuh perjalanan yang cukup menantang karena di satu sisi terdapat tebing batu terjal dan di sisi satunya lagi terdapat sungai dengan arus deras.
Namun, di situlah letak keindahan Desa Silokek. Anda dapat menikmati eksotisme perbukitan kars berdinding tegak yang mengapit jalan mengikuti lekuk sungai di seberangnya.
Penasaran ingin tahu seperti apa keunikan dari Desa Silokek di Sumatera Barat? Berikut ulasannya dirangkum pada Sabtu (11/3/2023).
Desa Silokek memiliki luas wilayah sebesar 1.918 hektare dengan tanah perbukitan yang berada di ketinggian tempat dari permukaan laut 150-200 meter. Desa atau Nagari Silokek telah bersertifikat Geopark Ranah Minang Silokek yang di dapat pada 10 November 2018. Berada di sini, Anda dapat menikmati keindahan perbukitan dan keragaman geologis berupa sedimen (karst) berusia 350 juta tahun dan batuan beku (granit) berusia 250 tahun.
"Di daerah ini juga terdapat beberapa lokasi wisata yang tak kalah unik, seperti goa alam yang sudah ditata sedemikian rupa, "pantai" berpasir putih di tepi sungai dan air terjun yang (sayangnya) masih kurang terekspos karena aksesnya lumayan sulit," tulis Instagram@benimography.
Terlepas dari semua itu, jauh menembus jalan ke pedalaman hingga ujung jalan selepas sisi tebing batu, terdapat desa terpencil yang dikeliling perbukitan rimbun menjulang. Lokasinya yang terisolasi memberikan nuansa alami dengan kehidupan masyarakat yang masih dominan menggunakan cara-cara tradisional.
"Tentu saja saya sempat singgah di warung kecil milik warga untuk menikmati secangkir kopi dan makanan ringan sembari bercengkrama dengan pemilik warung yang super ramah. Sungguh tempat yang sangat pas untuk menikmati kedamaian jauh dari hiruk-pikuk peradaban, apa lagi di sini tak ada sinyal internet. Such a perfect place for a little escape from daily routinity," tulis Instagram @benimography.
Dikelilingi Tebing Gua
Desa wisata Silokek memiliki Ngalau (gua) Basurek yang terbentuk akibat pelarutan, yang kemudian membentuk ornamen gua yang unik dan menarik dengan panjang sekitar 250 meter. Diketahui, gua tersebut memiliki sejarah sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Bahkan, menjadi saksi jalur perdagangan serta syiar agama dari Selat Malaka ke Sumatera Barat.
Desa Wisata Silokek dilintasi oleh sungai-sungai dan dikelilingi oleh tebing karst, serta berbagai vegetasi hijau yang membuat suasana makin asri. Dengan bentuk alam yang demikian, desa ini kemudian menawarkan atraksi wisata khusus seperti arum jeram, jungle tracking, outbond, juga panjat tebing.
Potensi lain dari Desa Wisata Silokek
Selain keindahan alam yang jadi daya tarik, potensi lain yang dimiliki oleh Desa Silokek terdapat di subsektor kuliner, fesyen, dan kriya seperti samba kacau, ikan patin yang dimasak dengan kuah kuning dan Rendang paku. Adapun oleh-oleh yang bisa wisatawan bawa pulang antara lain seperti songket unggan, kaos dengan gambar geopark, eco print, batik, hingga gantungan kunci.
Fasilitas di Desa Wisata Silokek
Masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik se-Indonesia dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022, desa ini telah dilengkapi beberapa fasilitas yang dapat menunjang wisatawan ketika bertandang ke desa Silokek, antara lain areal parkir, balai pertemuan, kamar mandi umum, kios suvenir, kuliner, mushola, spot foto, tempat makan, hingga wifi area.
Editor: Vien Dimyati