Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Aming Murka Raja Ampat Rusak gegara Tambang Nikel: Membawa Kiamat! 
Advertisement . Scroll to see content

Target 20 Juta Wisman, 3 Kendala Utama Ini Jadi Perhatian Arief Yahya

Rabu, 01 November 2017 - 13:27:00 WIB
 Target 20 Juta Wisman, 3 Kendala Utama Ini Jadi Perhatian Arief Yahya
Pariwisata di Indonesia menjadi penyumbang devisa terbesar dengan nilai Rp280 triliun. (Foto: Pesona Indonesia)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Hingga tahun 2019, pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia sebanyak 20 juta orang. Masalahnya, masih ada beberapa kendala yang sampai kini menjadi perhatian serius. Apa sajakah?

Pariwisata di Indonesia yang elok memang menjadi daya pikat tersendiri bagi wisatawan mancanegara untuk singgah. Itu pula yang membuat pemerintah serius untuk terus mempercantik objek-objek wisata.

Apalagi, target kunjungan wisatawan hingga 2019 mencapai 20 juta. Karenanya, perlu ada perhatian serius untuk mewujudkannya.

Hanya saja, ada saja kendala yang terjadi dalam mendatangkan turis ke Indonesia. Salah satunya adalah masalah perizinan. Baik itu perizinan visa hingga kunjungan kapal wisata yacht. Tentunya, hal ini akan mengganggu pariwisata Tanah Air.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pariwisata di Indonesia diproyeksikan menjadi penyumbang devisa terbesar dengan nilai Rp280 triliun. Namun, soal perizinan di Indonesia menjadi kendala utama untuk mencapai target.

"Persoalan perizinan mengeluarkan visa sudah lama terjadi. Dalam pengurusannya, masih sangat lama. Harusnya tidak perlu lama karena dibandingkan uang yang dikeluarkan turis dalam sehari lebih besar daripada mengurus visa. Bisa sekitar USD1.200- USD2.200 per hari," ungkap Menpar Arief Yahya, di sela kegiatan Indonesia Tourism Outlook (ITO), Hotel Double Tree Hilton, Jakarta, Rabu (1/11/2017).

Selain masalah pengurusan visa, perizinan kunjungan kapal wisata yacht juga harus diperbaiki. Sebab, selama ini turis yang menggunakan kapal yacht membutuhkan waktu perizinan hingga tiga minggu, seharusnya bisa tiga hari.

"Hal lain yang menjadi kendala adalah turis yang masuk melalui kapal pesiar cruise. Kalau orang mau wisata ke Indonesia, parkirnya di Singapura, tidak bisa Indonesia. Alasannya, menyelamatkan cruise yang berbendera Indonesia dan itu sebenernya tidak ada," terangnya.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengatakan, pada 2018-2019 diperkirakan pertumbuhan ekonomi di dunia makin membaik, termasuk di Indonesia. Pariwisata menjadi sektor paling penting.

"Tourism bagi Indonesia merupakan energi baru untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang melambat. Kita kekurangan energi untuk meningkatkan ekonomi. Tak ada yang bisa diharapkan, kecuali dari pariwisata dan kelautan," kata Faisal.

Menurutnya, saat ini adalah bagaimana caranya bisa menggaet turis sebanyak-banyaknya dan mereka bisa lebih lama tinggal di Indonesia.

"Harus cari sumber-sumber pertumbuhan baru. Tinggal bagaimana di daerah dipercantik. Karena tiap daerah sudah memiliki kekhasan sendiri," pungkasnya.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut