Terkenal di Dunia, Candi Prambanan Tempat Perayaan Yoga Internasional

JAKARTA, iNews.id - Siapa yang tidak mengenal Candi Prambanan Yogyakarta? Mahakarya kebudayaan Hindu abad sembilan ini terkenal keindahannya di dunia.

Tak sedikit event internasional diselenggarakan di Candi Prambanan. Salah satunya, event Hari Yoga Internasional keempat yang diselenggarakan Minggu 24 Juni 2018.

Di sini akan ada 10 ribu lebih peserta mengikuti berbagai sesi yoga yang diperagakan oleh guru yoga dari India. Pengajar yoga telah dilatih secara profesional sesuai dengan Standar Protokol Umum Yoga dari Hari Yoga Internasional.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, perayaan Hari Yoga Internasional 2018 diselenggarakan di Candi Prambanan tentunya berdampak pada pariwisata. Sebab, turis akan banyak yang datang dan mengikuti yoga ini.

"Seharusnya ke depan, ini akan berdampak besar pada pariwisata Indonesia," ujar Menpar dalam jumpa pers pre-event Yoga Festival 2018 di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Senin (30/4/2018).

Bersama Duta Besar Republik India untuk Indonesia Pradeep Kumar Rawat, Menpar mengatakan, Hari Yoga Internasional ini diselenggarakan selama 10 hari di 10 kota. Puncaknya diadakan di Candi Prambanan yang erat kaitannya dengan budaya India.

Penyelenggaraan Yoga Festival akan berlangsung di 10 kota besar di Indonesia, sebagai rangkaian menyambut Hari Yoga Internasional keempat di Indonesia. Kegiatan ini diperingati setiap 21 Juni.

Sebagai tuan rumah Hari Yoga Internasional, event ini dapat meningkatkan hubungan Indonesia dengan India. Dua negara ini memiliki kesamaan dalam mengembangkan budaya olah tubuh yoga.

"Pada 2019 mendatang adalah tahun yang istimewa menandai hubungan bilateral yang baik selama 70 tahun. Event Yoga Festival memiliki arti penting dalam meningkatkan hubungan kedua negara,” kata Menpar Arief Yahya.

Event internasional ini memiliki tema “Sepuluh Kota, Sepuluh Hari, Menyatukan Dua Puluh Ribu Pencinta Yoga;
Mempromosikan Kesehatan dan Kebahagiaan Melalui Yoga”.

Menpar mengatakan, yoga merupakan aktivitas gerakan olah tubuh dan pikiran yang fokus pada kekuatan dan pernapasan. Ini bertujuan meningkatkan kualitas mental dan fisik. Aktivitas olah tubuh ini telah menarik banyak orang untuk mulai berlatih, termasuk masyarakat Indonesia.

“Pada Februari 2018, kami mengirim dua seniman terbaik, yakni Anjasmara dan Ayu Laksmi untuk menghadiri Festival Yoga Internasional di Rishikesh, India,” kata Arief Yahya.

Yoga mendapatkan pengakuan sebagai Warisan Dunia. Pada 11 Desember 2014, India berhasil menetapkan 21 Juni sebagai Hari Yoga Internasional dengan mengeluarkan resolusi di Majelis Umum PBB. Untuk mengesahkan resolusi, Indonesia memberikan dukungan dengan menggalang suara dari 177 negara anggota.

Menurut Menpar, kedekatan hubungan kedua negara saat ini semakin erat dengan dibukanya penerbangan langsung (direct flight) Garuda Indonesia dari Mumbai ke Denpasar Bali. Acara inaugural flight-nya telah berlangsung di Bandara Internasional Chhatrapati Shivaji Mumbai 23 April 2018 dan welcoming flight di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali 24 April dengan menggunakan pesawat Airbus A330-200 berkapasitas 36 kelas bisnis dan 186 kelas ekonomi.

“Pertengahan Mei 2018, saya akan melakukan pembicaraan bisnis dengan agen perjalanan dan tour operator India untuk menjual lebih banyak paket tour ke Indonesia, sehingga kita harapkan lebih banyak wisatawan India datang ke Indonesia,” kata Arief Yahya.

Kemenpar menetapkan pasar India sebagai Top-5 penghasil wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia dengan urutan, China, Eropa, Australia, Singapura, dan India. Tahun lalu, China menempati urutan pertama dengan memberikan kontribusi sebanyak 1,9 juta wisman, sedangkan India sebanyak 485.000 wisman atau mengalahkan jumlah kunjungan wisman dari Korea ke Indonesia sebanyak 379.000, padahal penerbangan langsung dari India ke Indonesia tahun lalu tidak ada.

Event Yoga Festival 2018 dalam menyambut Hari Yoga Internasional keempat di Indonesia akan berlangsung di 10 kota, di antaranya Malang, Jakarta, Yogyakarta (dua kali), Bandung, Bali, Surabaya, Jakarta, Medan, dan Surabaya.

Editor: Tuty Ocktaviany