Terpikat Keindahan Tanah Laut, Unik Bisa Lihat Pantai Dua Warna
JAKARTA, iNews.id - Pemandangan alam di Tanah Laut, Kalimantan Selatan memang dikenal sangat menakjubkan. Apalagi jika singgah ke salah satu desa di Kecamatan Takisung, Anda akan takjub dengan pemandangan unik pantai dua warna.
Ya, pantai tersebut ada di Desa Pagatan Besar. Pantai yang kerap disebut pagatan ini tergolong istimewa, karena memiliki panorama laut biru, deburan ombak yang relatif kecil, pohon kelapa yang melambai dan angin laut bertiup sepoi-sepoi. Siapa saja yang berada di pantai ini akan betah berlama-lama tinggal.
Saking indahnya Pantai Pagatan, di kawasan ini akan dibangun resor berbintang yang akan menjadi daya tarik baru bagi pariwisata Tanah Laut. "Sekarang ini akan dibangun hotel bintang dalam waktu satu tahun selesai. Bahkan, akan dibuat kolam renang seluas satu hektare di hotel ini. Nanti orang yang berenang ada di pinggir pantai. Jadi kalau di kamera bisa seolah berenang di laut," kata Bupati Tanah Laut (Tala) HM Sukamta, di acara Bincang Siang di Bentara Budaya Jakarta, belum lama ini.
Sukamta menambahkan, keunikan Pantai Pagatan adalah memiliki air dua warna secara bergantian. Air di pantai kadang berwarna coklat, dan kadang berwarna biru.
"Kalau arus air sungai Barito mengalir ke arah Kalimantan Tengah maka air berwarna biru. Tapi kalau arus laut ke selatan itu jadi warna coklat. Jadi ini akan jadi keunggulan. Akan ada pantai dua warna yang memiliki sifat alami. Ini akan dibuat menjadi keunggulan pariwisata Tanah Laut. Jadi, bagi yang mau melihat pantai dua warna bisa datang ke Tanah Laut," ujar Sukamta.
Tidak hanya ada pantai dua warna. Anda juga bisa menikmati keindahan alam di Tanah Laut melalui film "When Love Calls From The Bottom of Borneo". Film ini sekaligus mengenalkan Kabupaten Tanah Laut kepada wisatawan.
Bupati Tanah Laut, Sukamta mengatakan, Tanah laut memiliki potensi wisata paling lengkap ketimbang kawasan lain di Kalimantan Selatan, mulai dari pesisir pantai, gunung, serta hutan. Ada sejumlah objek wisata yang terkenal di Tanah Laut, di antaranya Pantai Batakan Baru, Pantai Takisung, Pantai Swarangan, Air Terjun Balangdaras, upacara adat Balian, serta Bukit Teletubies.
"Film merupakan medium yang tepat untuk mempromosikan wisata di Tanah Laut. film dapat menayangkan konten promosi dengan durasi lebih lama sekaligus memberikan hiburan kepada penonton. Film lebih efektif ketimbang sarana promosi lain, seperti banner, reklame, iklan, serta videotron," kata dia.
Sukamta menambahkan, pariwisata akan menjadi sektor unggulan bagi Tanah Laut ke depannya setelah batu bara. "Pariwisata menjadi lokomotif ekonomi daerah. Potensi batu bara itu akan jadi masa lalu dan akan segera habis, gak bisa diperbarui," kata dia.
Maka itu, ke depannya Tanah Laut akan mengembangkan sektor pariwisata agar wisatawan berkunjung ke ke Tanah Laut. "Di sini ada bekas tambang, ini nanti akan kita desain jadi pariwisata. Ada juga arena bekas tambang yang nantinya akan dibuat peternakan, hewannya dari masyarakat, kita akan fasilitasi," ujar Sukamta.
Perlu diketahui Film TALA: When Love Calls From The Bottom of Borneo, telah memberikan multiplier effect di Tanah Laut, termasuk pada sektor industri kreatif. Sebab, sekitar 75 persen aktor dan aktris yang membintangi film tersebut berasal dari Tanah Laut. Selain itu, produksi film daerah juga turut memajukan rasa percaya diri para pelaku industri kreatif di Tanah Laut.
Sementara itu, Sutradara TALA: When Love Calls From The Bottom of Borneo Joko Nugroho mengatakan, Pemkab Tanah Laut memberikan kebebasan untuk memproduksi film ini, termasuk dalam pemilihan aktor dan aktris yang membintangi film ini. Oleh karena itu, dia hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk menyelesaikan skenario film. Biasanya, dia membutuhkan waktu hingga tiga bulan.
“Berbagai tantangan selama memproduksi film dapat kami hadapi dengan mudah karena Pemkab Tanah Laut beserta masyarakat mendukung proses produksi. Bahkan, film yang diproduksi tidak direkaya, saat itu cuaca mendukung dan sangat bagus," ujar Joko.
Editor: Vien Dimyati