Tips Jaga Imunitas Tubuh di Tengah Pandemi, Mulai dari Makanan dan Hunian Sehat
JAKARTA, iNews.id - Menjaga imunitas tubuh di tengah masa pandemi menjadi hal penting. Selain mengonsumsi makanan sehat, ternyata ada hal penting lain agar imunitas tubuh selalu sehat. Hal tersebut yaitu menjaga hunian rumah tetap nyaman dan sehat.
Saat ini, menjalankan protokol kesehatan dengan ketat serta tinggal di lingkungan dan hunian sehat menjadi solusi terbaik bagi masyarakat.
Rumah terbukti menjadi tempat aman dan nyaman di tengah-tengah eskalasi penyebaran virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19.
Hendro S. Gondokusumo, Pendiri dan Chief Executive Officer PT Intiland Development Tbk mengatakan, konsep rumah tidak sebatas bangunan fisik saja.
"Rumah adalah benteng new normal, tempat mengisi kembali energi dan menjernihkan pikiran setelah bekerja, serta menjadi tempat berlindung terbaik bagi keluarga," kata Hendro S, di acara Webinar Hidup Sehat: Jantung Sehat & Covid-19: The Dos and The Don’ts, Jumat (21/8/2020).
Selain Hendro S. Gondokusumo, kegiatan webinar ini menghadirkan narasumber lainnya yakni dr. Nikolas Wanahita, ahli kardiologi dari Mount Elizabeth Novena Hospital Singapura dan dr. Twindy Rarasati, sosok dokter dan aktris muda serta penyintas Covid-19.
Menurutnya, Intiland sebagai pengembang properti berusaha menghadirkan hunian rumah tapak hingga apartemen yang nyaman sebagai tempat tinggal
dan tetap menunjang produktivitas.
"Saat sebagian besar masyarakat harus menghabiskan waktu di rumah untuk bekerja atau work from home, maka pemilihan lokasi, kondisi lingkungan, dan fasilitas pendukung yang tersedia menjadi faktor krusial bagi masyarakat," kata dia.
Sementara itu, dr. Nikolas Wanahita mengatakan, pentingnya menjaga protokol kesehatan secara ketat dengan menjalankan langkah-langkah preventif, seperti penggunaan masker dan menjaga jarak adalah cara termudah untuk melindungi diri dan keluarga di masa pandemi.
Menurutnya, penerapan protokol kesehatan serta menjaga daya tahan tubuh dengan senantiasa menjalankan pola hidup sehat, asupan gizi yang baik, rutin berolahraga, menghindari stres, serta istirahat yang cukup adalah kunci dalam mencegah diri terinfeksi Covid-19.
Faktor penting lainnya kata dia, yakni memahami secara benar pola-pola penularan di masa pandemi dan risiko-risiko utama khususnya bagi kelompok masyarakat berisiko tinggi, seperti penderita penyakit jantung, darah tinggi, dan penyakit degeneratif lainnya.
“Selain itu, faktor lain adalah tempat tinggal dan lingkungan. Tinggal di lingkungan yang baik serta menempati hunian sehat dan nyaman sangat membantu sebagai tempat berlindung dalam menghadapi masa pandemi seperti saat ini,” kata dr. Nikolas.
Langkah tersebut menjadi penting dijalankan mengingat hingga kini belum ada obat-obatan yang secara empiris terbukti mampu menyembuhkan penderita Covid-19.
Penyembuhan pasien Covid-19 lebih disebabkan faktor imunitas dan daya tahan tubuh yang lebih kuat sehingga mampu melawan dan memberantas virus SARS-CoV-2.
Faktor kritikal lainnya menurut dr Nikolas adalah mengenali secara benar aspek Viral Load yang menyebabkan seseorang terpapar Covid-19, tetapi tidak menunjukkan gejala sakit serta yang terpapar parah hingga mengakibatkan meninggal dunia.
Secara sederhana, aspek Viral Load menjelaskan hubungan antara jumlah kualitatif partikel virus yang masuk ke tubuh dan dampaknya bagi orang yang terpapar.
Semakin banyak jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh, imunitas tubuh dapat kalah dan penderita berisiko mengalami cytokine storm, di mana imunitas berkembang secara tidak beraturan sehingga justru berbalik menyerang badan dan organ-organ sendiri.
“Faktor Viral Load bukan hal baru di dunia medis. Sudah diperkenalkan sejak tahun 1930-an, faktor ini bisa menjelaskan mengapa terdapat dokter atau tenaga medis yang masih muda dan sehat meninggal dunia karena terpapar Covid-19 di rumah sakit” kata dr Nikolas.
Kemudian, dr Nikolas mengingatkan, ditemukan sejumlah kasus berupa pasien terinfeksi, tetapi tidak timbul gejala dan dapat sembuh dengan sendirinya. Di sisi lain, terdapat pula pasien tanpa gejala yang kemudian meninggal dunia tanpa sempat ditangani dengan cepat.
Kelompok lain yang berisiko tinggi adalah golongan pasien dengan imunitas rendah atau pasien dengan kondisi pre-morbid.
Misalnya, penderita penyakit jantung, hipertensi/darah tinggi, diabetes, pasien yang sudah pernah melakukan transplantasi organ, atau penyakit kronis lainnya.
Meski demikian, terdapat pula kasus-kasus penderita berusia muda dan sehat yang akhirnya meninggal dunia karena Covid-19.
“Hal tersebut terjadi karena selain faktor imunitas, faktor viral load sangat penting dalam menentukan infeksi ringan atau berat. Semakin banyak penderita Covid-19 yang tidak menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain, viral load akan semakin tinggi,” kata dr. Nikolas.
Terkait dengan kondisi kesehatan jantung, menurutnya, ada sejumlah faktor penting yang perlu diperhatikan.
Pertama, orang-orang yang memiliki penyakit kardiovaskular harus sangat berhati-hati.
Riset yang dilakukan di China, menunjukan jumlah fatalitas pasien Covid-19 yang menderita penyakit kardiovaskular cukup tinggi dibandingkan dengan penyakit lainnya seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.
Editor: Vien Dimyati