Tradisi Sedekah Bumi di Tanjung Lesung, Pesta Rakyat Tanda Syukur

JAKARTA, iNews.id - Tradisi sedekah Bumi digelar di kawasan Tanjung Lesung, Banten. Ada makna mendalam di balik tradisi yang masih dijaga dari zaman dulu hingga sekarang.
Kawasan Tanjung Lesung diramaikan dengan tradisi sedekah Bumi. Dalam pelaksanaannya, suara gamelan dan lagu daerah menggema di tengah sawah Tanjung Lesung. Para petani bergembira merayakan tradisi ini.
Salah satu kegiatan yang dilakukan saat sedekah Bumi adalah petani menangkap orang yang ada di dekat sawah. Setelah ditangkap, menggendongnya, dan dilempar ke tengah sawah. Suasana hangat terasa di sepanjang momen ini.
Mandi lumpur menjadi simbol kebersamaan dan rasa syukur, setelah sebelumnya para petani melakukan doa bersama untuk tanah yang subur, serta makan besar di pinggir sawah. Ada pun makanan yang dibawa merupakan hasil tani mereka.
"Tradisi ini sudah dilakukan puluhan tahun seiring kawasan ini menjadi destinasi wisata," ujar Poernomo Siswoprasetijo selaku Direktur Utama Tanjung Lesung dalam keterangan resminya, Senin (13/10/2025).
Poernomo menambahkan, "Sedekah Bumi juga bentuk syukur atas kemurahan Tuhan yang memberikan kesuburan tanah dan hasil panen yang melimpah. Para petani percaya, keberhasilan panen bukan semata hasil kerja keras, tapi, juga karena restu alam dan Tuhan."
Lebih lanjut, dijelaskan Kunto Wijoyo, Direktur Operasional Tanjung Lesung, para petani di kawasan ini umumnya menggarap lahan kecil seluas 1.000 hingga 2.000 meter persegi. Namun jumlahnya cukup banyak, sekitar 200an petani yang tergabung dalam Paguyuban Tani Tanjung Lesung.
"Posisi kami bukan hanya memberikan kesempatan (izin) menggarap lahan, tapi juga ikut mengawasi agar produksi petani lancar dan bisa memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar Tanjung Lesung," ujarnya.
Menariknya, dari kerja sama antara pengelola kawasan dan para petani, lahir ide wisata baru, yaitu panen semangka bersama wisatawan.
Ya, saat musim panen tiba, wisatawan yang berlibur ke Tanjung Lesung bisa ikut merasakan keseruannya. Sambil bersepeda listrik atau naik kendaraan pribadi bersama keluarga menyusuri kawasan, mereka bisa mampir ke ladang semangka, untuk memetik langsung buah yang matang dan lalu menikmatinya di tempat.
"Bagi wisatawan, ini pengalaman baru. Bagi petani, mereka tak perlu repot menjual hasil panen ke pasar karena langsung dibeli wisatawan," jelas Kunto, sapaan akrabnya.
Tradisi sedekah Bumi tahun ini pun diwarnai kehadiran para petani, masyarakat, hingga direksi Tanjung Lesung yang turun langsung ke sawah untuk berdoa bersama.
"Kami para petani berdoa, semoga tanah tetap subur, panen berlimpah, dan hubungan dengan Tanjung Lesung terus solid," tambahnya.
Editor: Muhammad Sukardi