Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo: Batik Punya Sejarah dan Makna, kini Makin Mendunia!

JAKARTA, iNews.id - Batik merupakan salah satu kain khas Indonesia yang memiliki berbagai macam corak yang unik. Bahkan, batik juga memiliki makna sakral dan membuat siapa saja penasaran.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Angela Tanoesoedibjo mengatakan, ada beberapa makna batik Indonesia yang perlu dipahami oleh masyarakat. Batik makin ke sini sudah menjadi fashion (gaya hidup), sehingga penggunaannya bisa kapan saja.
Angela yang juga Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Ekonomi Digital & Kreatif ini mengungkapkan, batik sudah menjadi pakaian sehari-hari. Selain itu, batik juga dikenal indah karena corak atau motifnya dan juga menyimpan sejarah.
"Batik memiliki banyak makna dalam kehidupan di masyarakat Indonesia yang pertama batik sudah jadi pakaian sehari-hari, di kantor, sekolah sampai di acara resmi. Kedua, pola batik mengandung makna dalam merekam sejarah Indonesia. Kita bisa melihat ragam pengaruh dari kaligrafi Arab, Eropa hingga burung phoenix Tiongkok dalam pola batik," ujar Wamenparekraf Angela, dalam Webinar Peran Perempuan Eksplorasi Dalam Tata Ruang dan Sehelai Batik, Jumat (26/5/2023).
Lebih lanjut, batik juga dapat menghidupkan perekonomian masyarakat. Sebab, batik juga sudah menjadi identitas diri negara Indonesia sehingga patut dibanggakan.
Terakhir, Wamenparekraf Angela yang merupakan anggota Kabinet Indonesia Maju ini menyebut, batik sudah terbukti mendunia dan diakui oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
"Batik juga menghidupi lebih dari 3.000 UMKM yang mendukung ekonomi kerakyatan. Batik adalah identitas Indonesia telah diakui oleh UNESCO sebagai sebagai warisan budaya takbenda (intangible cultural heritage) oleh UNESCO pada 2009, sehingga batik adalah alat diplomasi budaya," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Angela juga memuji kalau Batik mampu mendatangkan wisatawan mancanegara. Hal ini terbukti dari adanya Kampung Batik Giriloyo, Yogyakarta, yang pernah dia datangi langsung. "Aktivitas batik juga menjadi (pembangkit) wisata yang bisa mendatangkan wisatawan. Ada satu desa wisata batik tulis di Yogyakarta, yang sudah berhasil mendatangkan hampir 4.000 wisatawan setiap bulan," kata Angela.
Editor: Vien Dimyati