Wisata MICE Potensial Datangkan Wisman Travelling ke Indonesia
JAKARTA, iNews.id - Wisata Meeting Incentive Convention Exhebition (MICE) memiliki potensial besar terhadap pariwisata Indonesia. Hanya saja hingga kini belum tergarap dengan baik.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan akan mengoptimalkan dan menumbuhkan wisata MICE Indonesia yang potensinya sangat besar dan belum tergarap maksimal. Salah satunya dengan menerapkan konsep Indonesia Incorporated.
“Kita sering kalah dalam bidding. Hal itu karena biddingnya sendiri-sendiri dan tidak terorganisasi. Kita dorong INACEB kalau mau maju harus menerapkan Indonesia Incorporated. Kemenpar sendiri mendukung anggaran promosi khusus MICE sebesar Rp10 miliar. Kalau sendiri-sendiri relatif akan susah dan anggarannya tentu lebih besar,” ujar Menpar Arief Yahya, dalam Rapat Kerja Nasional ke-IV dan HUT Ke-50 Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Ballroom Puri Agung Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin 11 Februari 2019.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro juga mengatakan, potensi wisata MICE Indonesia masih sangat besar.
“Persentase wisatawan mancanegara MICE baru 3 persen dari total jumlah wisman yang datang ke Indonesia. Padahal pangsa pasarnya cukup besar, jadi 5 tahun ke depan harus digarap secara maksimal,” ujar Bambang Brodjonegoro saat menjadi salah satu narasumber dalam diskusi panel Rakernas PHRI Ke-IV.

Mantan Menteri Keuangan itu juga menyebut potensi MICE Indonesia sangat besar, mengingat Indonesia memiliki atraksi yang lengkap, baik alam, budaya dan buatan.
“MICE ini perlu kita dorong sebagai 'Quick Win', karena spending wisatawan MICE minimal 3 kali lipat dari wisman biasa. Kemudian orang-orang yang datang sebagai wisatawan MICE biasanya adalah 'influencer' sehingga bisa jadi promosi gratis bagi pariwisata Indonesia ke depan,” ujarnya.
Bambang memproyeksikan, untuk lima tahun ke depan, MICE sangat potensial menjadi salah satu faktor penghasil nilai tambah terbesar bagi sektor pariwisata Indonesia.
“Karena lima tahun ke depan target kita bukan hanya sekadar jumlah wisatawan. Tapi bagaimana pariwisata itu bisa lebih inklusif sehingga devisa yang dihasilkan lebih besar. Dan yang menikmati devisanya itu adalah masyarakat yang terkait pariwisata,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Bambang, untuk promosi MICE ke depan, Indonesia harus punya strategi, semisal MICE jenis apa yang ingin didatangkan ke Indonesia. Paling tidak dalam waktu lima tahun sudah terukur baik dari sisi bidding hingga persiapan yang bisa dilakukan lebih awal.
“Saat ini industiri di MICE terkesan jalan sendiri-sendiri, misal seperti penyelengaraan IMF World Bank. Event MICE internasional itu ada karena ide dari Kemenkeu dan BI. Seharusnya level MICE seperti IMF, sudah harus masuk strategi nasional. Strategi itu yang harusnya kita terapkan di lima tahun ke depan,” katanya.
Dia mengatakan, untuk mendukung MICE, Indonesia memerlukan venue lebih banyak. "Oleh karena itu pengembangan 10 bali baru yang sudah digagas Kemenpar harus didukung semua pihak. Paling tidak sebagian destinasi itu sudah punya fasilitas MICE bertaraf internasional,” katanya.
Editor: Vien Dimyati