Pesona Pantai Baron Gunungkidul, Ada Air Dua Rasa hingga Menikmati Panorama di Mercusuar

JAKARTA, iNews.id - Keindahan Pantai Baron di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki daya pikat untuk dijelajahi. Pantai Baron menawarkan pesona keindahan pantai dengan air laut yang jernih. 

Pantai ini secara geografi berbentuk teluk dengan bukit karang di kanan-kirinya. Di pinggir pantai terdapat banyak perahu yang digunakan nelayan untuk mencari ikan.

Baca Juga

Fakta Keraton Kasepuhan Cirebon, Ada Kereta Kencana hingga Misteri Sumur Air Zamzam

Bagi pencinta pantai, tak ada salahnya berkunjung ke Pantai Baron. Apalagi, jika kebetulan sedang berwisata di Yogyakarta, Pantai Baron bisa masuk dalam list perjalanan wisata Anda.

Penasaran seperti apa keindahan yang ada di Pantai Baron Gunungkidul? Berikut ulasannya dirangkum pada Rabu (12/10/2022).

Baca Juga

Mengenal Keindahan Danau Lau Kawar di Kaki Gunung Sinabung hingga Misteri Tangisan Ibu

Asal Usul Pantai Baron

Baca Juga

Fakta Keraton Yogyakarta, Tempat Tinggal Raja hingga Misteri Jalan Malioboro

Setiap daerah, khususnya tempat wisata sebagian besar memiliki cerita atau asal usulnya tersendiri. Begitu juga dengan Pantai Baron, terdapat sejarah sehingga terbentuklah nama pantai ini.

Awal mula dinamakan Pantai Baron, yaitu berasal dari nama seorang bangsawan asal Belanda yang bernama Baron Skeber. Bangsawan tersebut pernah mendaratkan kapalnya di pantai selatan, yakni tepatnya di pantai yang saat ini terkenal dengan sebutan Pantai Baron. Oleh karena itu hingga kini kawasan tersebut dinamakan Pantai Baron, yang mana berawal dari nama bagsawan asal Belanda tersebut.

Baca Juga

Misteri Pasar Setan di Gunung Lawu hingga Transaksi Jual Beli yang Harus Dipatuhi

Pemandangan di Pantai Baron

Pantai Baron memiliki pemandangan yang cukup memesona. Meski tak berpasir putih, pesona cantiknya masih tetap melekat di pantai ini. Ya, Pantai Baron memiliki pasir berwarna kecoklatan. Kawasan pantai ini diapit oleh dua bukit, sehingga tampak seperti teluk. Akan tetapi ombaknya relatif besar lho, sehingga Anda harus tetap berhati-hati.

Baca Juga

Misteri Hutan Jati Jeglong di Pati, Jawa Tengah, Lokasi Pembantaian Korban Diduga Simpatisan PKI

Pantai Baron miliki air asin dan tawar

Pantai Baron memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan pantai selatan lainnya. Di mana di kawasan ini terdapat dua jenis air, yaitu air asin dan air tawar berpadu menjadi satu. Air tawar yang ada di Pantai Baron ini berasal dari aliran sungai. 

Selain itu keunikan lainnya adalah setiap lima tahun sekali, aliran laut di pantai akan berubah arah, yakni mengalir ke arah timur dulu sebelum nantinya bermuara di laut. Jika menengok ke sebelah kanan pantai, Anda akan menemui sungai air tawar yang akan bertemu air asin di laut dalam satu area. Anda akan melihat secara jelas perbedaan warna airnya. Inilah yang menjadi magnet wisatawan datang ke pantai ini.

Mercusuar

Pantai Baron terkenal memiliki pantai dengan tebing karang eksotis. Bahkan, jika Anda melihat ke atas bukit karang, terdapat mercusuar yang memiliki tingkat sembilan lantai. Pengunjung dapat menaiki mercusuar ini menyaksikan panorama Pantai Baron yang memesona. Dari atas mercusuar, wisatawan dapat menikmati keindahan Pantai Baron sejauh mata memandang.

Kuliner

Pantai laut Selatan dikenal dengan wisata kulinernya yang menggiurkan, dan tentunya. Anda akan mendapati penjual seafood di sepanjang Pantai Baron. Mayoritas dari mereka menjual kepiting, lobster, udang dan aneka ikan-ikan laut segar. Kemudian diolah menjadi hidangan yang sangat menggiurkan dan menggugah selera.

Lokasi dan Tiket Pantai Baron

Pantai Baron merupakan salah satu objek wisata yang terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul. Jaraknya bisa ditempuh kurang lebih sekitar 40 kilometer dari pusat kota Yogyakarta. Selain itu, jalan menuju objek wisata Pantai Baron cukup baik untuk dilalui kendaraan pribadi, sepeda motor dan bus.

Oh iya, jam operasi Pantai Baron dibuka setiap hari selama 24 jam. Tiket masuknya Rp10.000 per orang, Rp2.000 sepeda motor, Rp5.000 roda empat dan
Rp20.000 bus.

Editor: Vien Dimyati