Work From Bali Diterapkan, Bagaimana Dampak ke Pariwisata Lombok?
MATARAM, iNews.id - Belakangan ini sedang ramai program Work From Bali yang sedang digarap oleh pemerintah. Tujuan dari program ini adalah membangkitkan kembali pariwisata Bali.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus berinovasi untuk menggalakkan sektor Pariwisata di masa pandemi. Salah satu program yang sedang ramai dibicarakan yakni Work From Bali yang kabarnya akan diterapkan pada Juli mendatang.
Dengan program tersebut, diharapkan pariwisata di Bali bangkit kembali setelah sempat lesu. Lalu bagaimana dampaknya ke daerah di sekitarnya seperti halnya Lombok?
Auditor CHSE dan Dosen Politeknik Pariwisata Lombok, Komang Mahawira menilai, program tersebut sejatinya akan memberikan dampak yang baik untuk Lombok, Nusa Tengggara Barat. Terlebih wilayah geografisnya yang berdekatan.
Dia juga menilai kemungkinan program tersebut nantinya dapat diterapkan di sana.
"Itu (Work From Bali) juga membantu wisatawan datang, kegiatan akan banyak, secara tidak langsung juga mempromosikan Lombok aman. Buktinya Pemerintah bisa bekerja di sana," kata Komang saat ditemui usai Workshop di kawasan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (19/6/2021).
Dia juga melihat pariwisata di Lombok mulai kembali menggeliat sebelum Lebaran. Akan tetapi karena gelombang Covid-19 baru, kemungkinan akan ikut terdampak.
Namun, yang pasti Lombok terus mencoba meningkatkan Pariwisatanya termasuk dengan mengikuti program CHSE yang digalakkan Pemerintah. CHSE adalah Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan). CHSE mulai diterapkan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia sejak September 2020.
"Di Lombok ada 2 CHSE yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, ada yang Kemenparekraf, dan internal di NTB sudah di atas 100 (hotel, homestay hingga tempat makan)," katanya.
Editor: Vien Dimyati