70 Persen Orang Indonesia Abaikan Sarapan, Ini Dampaknya bagi Kesehatan
JAKARTA, iNews.id - Makan pagi alias sarapan (breakfast) sangat penting bagi kesehatan tubuh sebelum beraktivitas. Namun, banyak orang yang mengabaikannya.
"Kami telah melakukan survei tentang sarapan. Kami mencatat 70 persen orang skip breakfast. Mereka memilih menundanya hingga makan siang," ujar Associate Director of Marketing McDonald's Indonesia, Caroline Kurniadjaja dalam National Breakfast Day di Jakarta, Senin (24/2/2024)
Dia menjelaskan, dalam berbagai ulasan sarapan sangat penting bagi kesehatan karena memberikan energi dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas. Sarapan juga dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan daya tahan tubuh hingga membantu menurunkan berat badan.
"Dampak tidak sarapan, sulit fokus saat belajar, mudah lelah, peningkatan asam lambung. Orang yang menunda sarapan biasanya akan makan berlebih di siang harinya hingga menyebabkan berat badan bertambah," kata Caroline.
Dia menuturkan, terkait dengan pentingya sarapan pihaknya kembali mengadakan National Breakfast Day ke-13 pada 24 Februari 2025, mulai pukul 06.00 hingga 11.00 WIB dengan membagikan gratis Chicken Muffin. Setiap Chicken Muffin yang diberikan menyumbang Rp5.000 atas nama yang menerima Chicken Muffin.
Associate Director of Communication McDonald's Indonesia, Meta Rostiawati menambahkan, kegiatan ini digelar di 300 restoran seluruh Indonesia. Masing-masing membagikan 500 Chicken Muffin. "Hasil dari donasi ini sebesar Rp750 juta akan digunakan untuk membantu fasilitas olahraga di sejumlah sekolah," katanya.
Diketahui, National Breakfast Day digelar pertama pada 2013. Event ini dilaksanakan serentak secara regional di 12 negara. Program ini tersebut berlanjut hingga sekarang.
Edukasi mengenai makan pagi penting untuk digalakkan, mengingat sarapan merupakan aktivitas memulai pagi yang penting. Sarapan dapat memenuhi 15 sampai 30 persen kebutuhan gizi harian. Sarapan pagi termasuk dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang yang disampaikan Kemenkes pada 2014.
Editor: Dani M Dahwilani