Chef Arnold Curi Perhatian di MasterChef Indonesia, Pakai Kaus Tampak Lebih Muda
JAKARTA, iNews.id – Ajang Masterchef Indonesia selalu mencuri perhatian penonton televisi di RCTI. Tidak hanya aksi pesertanya dalam menghidangkan sebuah makanan, tetapi juga penampilan dari juri MasterChef Indonesia.
Kali ini yang mencuri perhatian adalah Chef Arnold Poernomo. Di episode 10 ini, Chef Arnold mengenakan outfit yang simpel, namun membuatnya terlihat lebih muda.
Dia memakai kaus polo berkerah marun dengan strip putih di bagian sisinya. Chef Arnold juga memadukannya dengan pants warna dark grey.
Saat berada di parkiran mural Dahsyat, Chef Arnold dan kedua juri lainnya, Chef Renatta dan Chef Juna juga memakai face shield. Itu dilakukan untuk mematuhi protokol kesehatan agar tidak mudah tertular virus corona ketika berada di luar ruangan serta keramaian.
Sementara itu, di babak kali ini peserta yang harus pulang adalah Siti Yuliana atau akrab dipanggil Umi Yuli. Dia tersingkir setelah juri memutuskan makanan yang dihidangkannya tidak sesuai.
Sebelumnya enam peserta yaitu Becca, Hamdzah, Yuli, Dava, Faiz, dan Nindy mendapat tantangan Duplicate Dish Monte Cristo Sandwich di babak Pressure Test. Selanjutnya, ketiga juri pun mencicipi hidangan mereka satu-satu.
Dari semuanya yang dicicipi juri, hidangan yang disajikan Umi Yuli paling tidak memuaskan. Akhirnya Yuli harus pulang dan berpisah dengan anaknya, Hamdzah yang lolos juga menjadi hidangan terbaik di babak Pressure Test.
Saat itu, ada kejadian mengharukan Hamdzah mengucapkan salam perpisahan di dalam galeri kepada ibunya, Umi Yuli yang harus pulang. Dia berlutut di kaki ibundanya sambil menangis karena sedih tidak bisa bertanding bersama lagi.
"Terima kasih untuk kebersamaannya. Hamdzah, umi yakin kamu pasti bisa. Umi yakin kamu tetap semangat. Kamu pasti bisa jadi juara," kata Umi Yuli.
Peserta lainnya pun ikut menangis dan merasa kehilangan Umi Yuli di galeri MasterChef Indonesia season 7 ini.
"Umi itu kayak sosok nenek aku," ujar Audrey.
"Umi terima kasih, sekarang gantian Hamdzah yang berjuang di sini," kata sang anak, Hamdzah.
Editor: Tuty Ocktaviany