Dulu Dianggap Hama, Buah Ini Ternyata Miliki Banyak Manfaat dan Mulai Langka

JAKARTA, iNews.id - Nama buah rambusa di kalangan masyarakat memang belum terlalu familiar. Padahal, buah ini paling lezat untuk dijadikan sayuran dan sehat.

Rambusa terkenal dengan nama Kelubut atau lebih dikenal masyarakat dengan nama buah Ceplukan. Buah ini hidup di hutan tropis Indonesia dan kini keberadaan buah ini sudah termasuk langka loh.

Baca Juga

Viral Dipercaya Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19, Buah Limpasu Kini Langka

Menurut hasil survei di lapangan dengan menerapkan teori publikasi dan informasi, tingkat kelangkaan hasil dari analisa buah Passiflora foetida atau buah Rambusa mendapatkan score 79 dan nilai C sebagai buah cukup langka

Buah ini memiliki keunikan dari segi bentuk dan warna yang kontras berbentuk bulat dan berwarna kuning. Itu menandakan buah sudah matang lalu dibalut tebal dengan selaput yang menutupi buah. Biasanya, pucuk dari tumbuhan tersebut sering diolah menjadi sayuran urap.

Baca Juga

Pisang hingga Mangga Jadi Komoditas Buah Unggulan Ekspor

Dulunya buah rambusa ini dianggap hama dan hidup di hutan, sawah dengan kadar air yang stabil karena tumbuh mengganggu keberadaan tanaman lain. Namun, yang perlu Anda ketahui, buah ini memiliki banyak kandungan seperti vitamin C, flavonoid,mineral, fitronutrien dan tinggi zat besi yang bermanfaat serta berkhasiat menyehatkan tubuh.

Baca Juga

Apresiasi Tenaga Kesehatan, Menko Airlangga Serahkan 1.500 Paket Buah

Lantas, apa saja manfaat dari buah Rambusa ini? Mengutip dari Instagram@indoflashlight, Kamis (12/8/2021), Rambusa dapat membantu mencengah anemia, menjaga kesehatan tulang, mengontrol tekanan darah, mengatasi gangguan ginjal, menangkal kanker, dan mengandung kalsium untuk menjaga kesehatan gusi dan gigi.

Belakangan, masyarakat mengetahui manfaat buah ini. Maka itu, sekarang masyarakat mulai membudidayakan kembali buah kaya manfaat ini dan melestarikannya. Tujuannya untuk mencegah kepunahan.

Baca Juga

Erick Thohir Ajak Konsumsi Buah Nusantara: Bentuk Kepedulian kepada Petani

Editor: Vien Dimyati