Kreasi Sosis Ikan Mahasiswa UB, Unik dan Sehat Mengandung Daun Kelor
MALANG, iNews.id - Ada banyak makanan sehat yang bisa dikonsumsi selama masa pandemi Covid-19. Sebisa mungkin hindari makanan pasar yang tidak aman.
Untuk menikmati makanan sehat, kini banyak alternatifnya. Salah satunya, lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan olahan daging ikan yang diklaim kayak akan protein dan aman. Kelima mahasiswa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) berawal dari maraknya olahan makanan di pasaran yang kurang aman.
Dari sanalah kelimanya, yakni Surya Rachman Susilowati, Erviana Shinta Dewi, Surya Dewa Ramadhan, Lalu Octavian Diandra P dan Yesica Wulanda Eka P, membuat produk olahan bernama Basuke yang merupakan singkatan dari Barakuda Singkong dan Daun Kelor.
"Sosis yang beredar di pasaran mengandung bahan pengawet berbahaya seperti nitrit. Hal tersebut menimbulkan keraguan terutama pada anak-anak dan masyarakat penggemar sosis. Dalam penelitian mengatakan nitrosodimetilamin yang merupakan hasil reaksi nitrit dapat menyebabakan kerusakan pada hati. Selain itu, sifat karsinogenik bisa memicu berkembangnya sel kanker," ujar Surya Dewa Ramadhan, salah satu anggota tim.
Dia menyebutkan, sesuai namanya, olahan makanan daging yang dibuatnya ini berasal dari bahan - bahan alami, mulai dari ikan barakuda, singkong, dan daun kelor yang menggunakan bahan pengawet dari cangkang atau karapas udang.
"Ikan barakuda mengandung vitamin B2 yang berperan dalam menjaga sistem syaraf agar berjalan normal, membantu memperlancar metabolisme, menyembuhkan radang kulit, mencegah penyakit jantung dan baik bagi kesehatan mata,"kata anggota tim Surya, saat dikonfirmasi MPI pada Rabu (28/7/2021).
Sementara itu, daun kelor memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan berupa protein, karbohidrat, zat besi, magnesium, dan Vitamin A. Sedangkan singkong kaya akan zat besi, Energi, Fosfor, kalium, karbohidrat, dan lemak serta difortifikasi kitosan yang berfungsi sebagai bahan pengawet alami.
"Selain itu kulit udang juga mengandung protein hingga 40 persen, kalsium karbonat 40-50 persen, dan kitin 20-36, 61 persen sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme perusak," kata dia.
Surya menambahkan, untuk kitosan yang melapisi produk yang diawetkan, sehingga terjadi interaksi yang minimal antara produk dan lingkungan.
Sosis Basuke dikemas dalam kemasan plastik vacuum yang hampa udara sehingga makanan di dalamnya tentu akan akan lebih tahan lama dan mampu menekan pertumbuhan bakteri dan terhindar dari pertumbuhan mikroba, proses oksidasi, dan kerusakan pada produk dapat dihindari. Karena jenis kemasan ini kedap udara sehingga dapat menjamin kualitas dari bahan-bahan atau produk yang dibungkus di dalamnya.
Sosis Basuke saat ini juga sedang dalam tahap uji proksimat di Universitas Muhammadiyah Malang, pengurusan Hak Kelayakan Intelektual, pengajuan sertifikat dan logo halal dari MUI dan pengajuan BPOM.
Kreasi sosis yang dibimbing oleh dosen bernama Qurrota A`yunin, S.Pi.,MP.,M.Sc sudah kini juga telah tersedia di laman e-commerce dan media sosial resmi bernama basuke.id. Nantinya masyarakat bisa memesan produk olahan ikan ini melalui platform online yang telah disiapkan.
Editor: Vien Dimyati