Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Li Lian Park Hyatt Hadirkan Kuliner Khas Kanton Menggugah Selera, Wajib Dicoba!
Advertisement . Scroll to see content

Mengenal Pangan Khas NTT, Unik Ada Kacang Batik yang Belum Diketahui

Selasa, 31 Agustus 2021 - 18:51:00 WIB
Mengenal Pangan Khas NTT, Unik Ada Kacang Batik yang Belum Diketahui
Mengenal Pangan Sehat dari NTT (Foto: Instagram@ina_mart2021)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id -  Ada banyak kuliner khas Nusantara yang bisa dicicipi. Sebagai negara Kepulauan, Indonesia tidak hanya memiliki ragam suku, ras, agama dan budaya saja, melainkan juga hingga soal kuliner.

Selama ini, hidangan khas Nusantara dikenal berlimpah kombinasi berbagai jenis bumbu dengan aromatik dan cita rasa yang kuat. Namun begitu, hal tersebut tampaknya tidak berlaku di wilayah Nusa Tenggara Timur atau NTT. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Ade Putri, seorang food influencer. 

"Memandang dari segi rasa, sepertinya penduduk NTT sudah terbiasa dengan rasa bahan pangan yang mereka gunakan. Seperti karakter masakan dari daerah Indonesia Timur yang lain, kuliner NTT menonjolkan bahan asli, tidak memberi banyak tambahan bumbu sebagai cita rasa. Jadi, proses memasaknya simpel saja", kata influencer yang sempat menemani Gordon Ramsay saat sedang bertualang rasa di Sumatera Barat itu.

Bicara soal kuliner NTT, Ade mengungkapkan, terdapat sederet bahan pangan lezat dan kaya akan nutrisi yang kerap menjadi dasar dari olahan makanan penduduk setempat, di antaranya sebagai berikut : 

1. Sorgum

Beberapa tahun belakangan ini sorgum sedang naik daun. Sebab, bahan pangan ini bebas gluten, sehingga bisa menjadi solusi bagi anak berkebutuhan khusus. Ade sudah mengonsumsi sorgum selama sekitar 3 tahun. Karena tidak hobi baking, maka dia memakai sorgum sebagai pengganti nasi.

“Tekstur dan rasanya tidak jauh berbeda dibandingkan nasi dari beras. Cara dan lama memasaknya pun sama, bisa juga dengan rice cooker. Hanya takaran airnya saja yang sedikit berbeda, tapi saran takaran air biasanya dicantumkan pada kemasan. Aku pernah membuat kreasi bubur manado dari sorgum. Enak banget! Belum lama ini aku juga baru mencoba membuat pancake dari tepung sorgum,” kata Ade menjelaskan bahan pangan lokal khas NTT tersebut.

2. Jewawut

Selanjutnya bahan panganan lokal yang familiar di kalangan masyarakat NTT adalah jewawut, yang tidak dikonsumsi sebagai pengganti nasi melainkan lebih sebagai snack. 

“Aku belum pernah mendapatkan jewawut di Jakarta, sehingga belum mencoba mengolah sendiri. Tapi, aku sudah pernah mencicipi jewawut di salah satu event. Jewawut dibuat seperti bubur jagung. Cita rasanya agak manis. Biasanya bubur jewawut ini dijadikan menu sarapan atau snack sore. Ketika dijadikan menu sarapan, dia bisa disantap begitu saja, tidak perlu ditemani lauk,” kata Ade.

Rasa jewawut sebetulnya tawar, sehingga rasa akhirnya tergantung pada bagaimana seseorang memberikan bumbu. Serupa ketika membuat bubur kacang hijau dan ketan hitam. Manisnya karena diberi gula, dan gurihnya karena diberi santan.

3. Kacang-kacangan

Siapa sangka NTT adalah surganya kacang. Masyarakat NTT terkadang mencampurkan kacang ke dalam sayuran, nasi, jagung, atau bisa juga dibuat camilan, seperti kacang goreng dan kacang rebus. Ada kacang tanah dari Sumba, kacang hijau dari Flores Timur, kacang merah pun macam-macam. Ada kacang merah Ende, Paleo, dan Flores Timur, dengan rupa polos maupun seperti batik.

Ade pernah mencicipi makanan bernama jagung bose. Meski ada jagungnya, tampilannya seperti bubur kacang. “Isinya hanya jagung dan beberapa jenis kacang dengan tambahan sangat sedikit garam. Yang ditonjolkan adalah rasa asli dari kacang. Bentuk kacangnya masih terlihat, tapi teksturnya tidak keras, karena dimasak cukup lama. Aku sempat bertanya, apakah makanan ini menjadi sumber karbohidrat dan bisa disantap bersama sei (daging asap khas NTT), misalnya. Ternyata, tidak. Dia dimakan sendirian saja,” katanya.

Dia juga pernah menjajal kacang batik goreng. Seperti kacang tanah goreng, tapi berbeda warna dan rasa. Jika kacang tanah berwarna coklat muda polos, kacang batik memperlihatkan bintik-bintik merah. Rasa kacang batik ini, menurut Ade, lebih manis daripada kacang tanah. Tapi, bukan karena bumbu, melainkan rasa asli dari kacang batik itu sendiri.

4. Kopi Arabika dan Robusta Flores Manggarai

Untuk sumber minuman kopi, jenis biji kopi Arabika dan Robusta menjadi salah satu bahan pangan khas NTT. Banyak daerah penghasil kopi di NTT, salah satunya Manggarai Flores. 

Minum kopi di rumah bagi warga Manggarai Raya, Flores, sudah menjadi tradisi. Bahkan beberapa tahun belakangan kebiasaan minum kopi sudah menjadi ajang untuk bersosialisasi di luar rumah, termasuk juga di NTT.

Sebagai peminum kopi, Ade merasakan, cita rasa kopi Flores Manggarai dan kopi Bajawa tidak terlalu bisa dibedakan. Karakter kopinya sangat kompleks. 

“Tapi, ketika kita bicara kopi, rasanya tergantung pada metode penyeduhannya juga. Misalnya, jadi kopi tubruk atau kopi filter. Aku mencoba kopi Manggarai dengan cara dibuat tubruk dan french press. Keduanya sama-sama enak" katanya. 

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut