Rekomendasi Cegah Diabetes di Masa Pandemi, Ubah Pola Makan dan Olahraga
JAKARTA, iNews.id - Selama masa pandemi, perubahan gaya hidup seseorang ternyata berdampak pada risiko diabetes dan prediabetes. Maka itu perlu dengan bijak untuk menjaga makanan agar terhindar dari diabetes.
Menurut survei terbaru Merck dalam rangka Hari Diabetes Sedunia 2021, perubahan gaya hidup di Indonesia selama pandemi dapat mengurangi bahkan meningkatkan risiko terhadap diabetes.
Dalam survei tersebut, sebanyak 82 persen masyarakat di Indonesia tidak tahu harus bertanya kepada siapa atau mengakses sumber informasi terpercaya tentang risiko diabetes.
dr. L. Aswin Pramono dari Rumah Sakit St. Carolus Jakarta mengatakan, prediabetes merupakan kondisi gula darah yang tinggi, namun belum sampai menyentuh kriteria diagnosis diabetes. Namun, tidak banyak orang yang menyadari kondisi prediabetes, karena memang gejalanya yang minim sampai kemudian berkembang menjadi diabetes dan menimbulkan komplikasi.
"Untuk mencegahnya, direkomendasikan rutin berolahraga setidaknya 150 menit seminggu, atau 30 menit setiap hari selama 5 hari dalam seminggu. Olahraga yang dilakukan misalnya berjalan kaki, naik sepeda, atau berenang," ujar dr. L. Aswin Pramono melalui keterangannya dikutip Sabtu (13/11/2021).
dr Aswin menambahkan, usaha lainnya dalam mengobati prediabetes adalah berusaha mengubah pola makan dengan diet yang bergizi seimbang dan mengelola stres. Untuk itu, kampanye yang dapat mendorong perubahan gaya hidup akan sangat diperlukan membantu mengedukasi masyarakat.
Dia menjelaskan, prediabetes umumnya tidak menimbulkan gejala yang jelas sehingga banyak orang tidak menyadari.
Dalam rangka mengedukasi diabetes, dan bertepatan dengan Hari Diabetes Sedunia 2021, Merck bersama dengan International Diabetes Federation (IDF) berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terhadap diabetes dan mendorong pencegahannya.
Perlu diketahui, lebih dari 460 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes dan prediabetes yang sebenarnya dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup.
Bahkan dalam survei yang dilakukan Merck bekerjasama dengan YouGov terbaru mengungkap tentang perubahan gaya hidup masyarakat dunia selama pandemi.
Survei dilakukan pada 10 - 27 September 2021 dengan melibatkan 8.000 orang dewasa di Indonesia, Brasil, Meksiko, Rusia, China, Vietnam, Portugal dan Uni Emirat Arab. Survei tersebut mengungkapkan, responden di Indonesia telah menerapkan perubahan gaya hidup yang dapat mengurangi atau bahkan meningkatkan risiko terhadap diabetes, disebabkan oleh semakin banyaknya waktu luang di rumah.
Banyak responden yang mengatakan mereka melakukan perubahan lebih sehat, seperti 51 persen banyak makan buah dan sayuran, dan 40 persen semakin sering berolahraga selama pandemi Covid-19.
Namun, tidak sedikit pula responden yang lebih sering mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula (13 persen) dan semakin jarang berolahraga (19 persen).
Dari survei tersebut juga terungkap sebanyak 68 persen orang di Indonesia percaya perubahan gaya hidup yang dapat mengurangi risiko terhadap diabetes dan 73 persen menyadari asupan makanan tinggi gula memainkan peran utama dalam menyebabkan diabetes.
Selain perubahan gaya hidup, survei ini juga mengungkapkan kebanyakan orang (82 persen responden) di Indonesia tidak tahu harus bertanya kepada siapa atau mengakses sumber informasi yang dapat diperpercaya tentang risiko diabetes.
Sementara itu, hasil survei juga menunjukkan 67 persen akan mencoba mengakses informasi terpercaya tentang faktor risiko diabetes di internet, di mana 31 persen di antaranya akan mengakses informasi melalui media sosial.
Bukan hanya melalui internet, tidak sedikit responden yang akan menggunakan program TV (21 persen) dan akan berbicara dengan keluarga atau teman (35 persen) untuk mencari informasi tentang diabetes.
Melihat data tersebut, hadirnya berbagai inisiatif dan platform terpercaya sangat dibutuhkan agar dapat terus mengedukasi masyarakat tentang bahaya diabetes dan cara pencegahannya.
Evie Yulin, Presiden Direktur PT Merck Tbk mengatakan, pandemi Covid-19 telah membawa perubahan besar terhadap gaya hidup yang dapat menjadikan Anda lebih sehat ataupun tidak.
"Kita sudah mulai beradaptasi untuk hidup berdampingan dengan virus ini dan perlu memahami kebiasaan yang dapat mengurangi ataupun meningkatkan risiko diabetes. Maka, kita dapat membuat pilihan tepat untuk mempertahankan gaya hidup sehat dan mengubah yang buruk menjadi baik," kata Evie Yulin.
Perlu diketahui risiko terkena diabetes tipe-2 dapat dikurangi hingga 58 persen dengan perubahan gaya hidup, seperti pola makan yang seimbang, rutin berolahraga, dan menurunkan berat badan.
Penelitian menunjukkan setiap penurunan berat badan hingga satu kilogram, risiko terkena diabetes pun ikut berkurang hingga 16 persen.
Untuk itu, dia telah bekerja sama dengan para tenaga kesehatan profesional untuk meluncurkan kampanye yang mendorong perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan di rumah untuk memitigasi risiko diabetes dalam rangka Hari Diabetes Sedunia 2021.
Editor: Vien Dimyati