Segarnya Es Buto Ijo Khas Jawa Timur, Minuman Manis Buka Puasa dengan Porsi Besar

JAKARTA, iNews.id - Berburu menu takjil saat berbuka menjadi aktivitas menyenangkan. Apalagi menu berbuka puasa yang dicari adalah minuman legendaris yang segar dan lezat.

Selain takjil, masyarakat umumnya berburu minuman segar guna melepas dahaga setelah seharian berpuasa. Seperti layaknya camilan atau takjil yang seringkali hanya ditemui saat Ramadan, ada minuman segar khas Jawa Timur yang juga seringkali disantap saat berbuka puasa.

Baca Juga

Resep Telur Balado dan Es Campur Susu Melon ala Chef Ade Koerniawan

Ya, minuman segar khas Jawa Timur itu adalah es buto ijo. Jika mendengar kata buto ijo, yang Anda bayangkan adalah sosok raksasa hijau berbadan besar. Tapi, es buto ijo ini terlihat menggoda dan menyegarkan.

Es Buto Ijo merupakan sajian manis yang berasal dari Kediri. Es buto ijo sempat viral karena namanya yang memang aneh. Memang kalau ada makanan dan minuman yang memiliki nama aneh akan viral diburu masyarakat.

Baca Juga

Chef Jerry Andrean dan Chef Audrey Wicaksana Berbagi Resep Takjil Lezat

Minuman ini disebut sebagai es buto ijo karena memiliki isian yang didominasi oleh warna hijau. Minuman ini hadir dengan porsi besar diisi kacang hijau dan sirup melon.

Baca Juga

Sahur di Bali, Vanessa Angel Masak Spaghetti Bolognese dari Resep William Gozali

Es Buto Ijo terbuat dari campuran serutan kelapa muda, selasih, mutiara, rumput laut, kolang-kaling, dan kacang hijau. Isian ini kemudian ditambahkan sirup melon, susu kental manis, dan es serut.

Anda bisa mengambil wadah terlebih dahulu, lalu masukkan nata de coco, sagu mutiara, biji selasih dan kacang hijau sambil diaduk sampai merata. Kemudian masukkan daging kelapa yang sudah dikikis sambil diaduk kembali hingga tercampur rata.

Baca Juga

5 Resep Kue Lebaran Kekinian, Yuk Buat di Rumah Lebih Hemat

Selanjutnya, tuangkan sirup melon, susu kental manis, dan tambahkan es batu. Sajikan es buto ijo dalam mangkuk dan dalam keadaan dingin. Dijamin melegakan tenggorokan setelah seharian menahan haus.

Editor: Vien Dimyati