Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Apa Benar Alat Tes TBC INDIGEN dari PCR Covid-19? Ini Faktanya!
Advertisement . Scroll to see content

Selain Buah dan Sayur, Perkuat Imun Tubuh saat New Normal dengan Makanan Ini

Kamis, 04 Juni 2020 - 16:03:00 WIB
Selain Buah dan Sayur, Perkuat Imun Tubuh saat New Normal dengan Makanan Ini
Perkuat imun tubuh saat new normal (Foto : Harvard Health)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Penerapan new normal bukan berarti Anda harus lengah tanpa mengonsumsi makanan sehat dan bergizi. Menjaga imunitas tubuh saat new normal juga penting.

Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Erlina Burhan menegaskan, bila Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak dapat dijalankan dengan disiplin dan masyarakat lengah menjalankan protokol kesehatan, diperkirakan terjadi gelombang kedua pandemi Covid-19 di Indonesia setelah Juni 2020.

"Selain gelombang kedua Covid-19, pada saat yang bersamaan juga muncul potensi kesehatan metabolik yang meningkat," kata dr Erlina melalui keterangannya di Jakarta.

Roy Panusunan Sibarani selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Endokrin Metabolik, Ketua Komite Medis/Team Covid 19 RS Murni Teguh Sudirman Jakarta mengatakan, pada saat terjadi pandemi, terjadi juga perubahan pola hidup, baik secara fisik, psikis, atau kehidupan sosial selama bekerja dari rumah (WFH).

Semua hal itu sudah pasti akan berpengaruh terhadap kesehatan dan yang paling menonjol terhadap kesehatan metabolik.

Dia memberikan contoh di Eropa. Pada era Covid-19 sekarang ini, semua orang terlalu fokus pada Covid-19. Artinya, penyakit-penyakit seperti serangan jantung, gula tinggi, hipertensi jadi seperti terlupakan.

"Hanya berfokus pada Covid-19 justru membuat orang jadi tidak awas terhadap penyakit metabolik. Padahal, penyakit metabolik itu adalah penyakit degeneratif. Di mana, makin tua kita, maka makin banyak kemungkinannya untuk kena penyakit diabetes, darah tinggi, dan gangguan kolesterol," katanya.

Menurut dr Roy, di Indonesia diperlakukan analisa dan data, apakah setelah enam bulan pasca era Covid-19 selesai, penyakit metabolik akan bertambah? Misalnya, yang tadinya tidak diabetes jadi diabetes.

Dari yang tadinya diabetes ringan, menjadi diabetes berat. Yang tadinya kolestrolnya biasa saja, malah jadi naik. Ini semua, karena pada saat WFH, mereka takut beli obat, tidak konsultasi ke dokter, dan banyak timbul kecemasan bahkan takut bertemu orang luar.

Untuk mencegah timbulnya penyakit metabolik, dia menyarankan, bila pada masa pre-Covid 19 masyarakat sudah melakukan pola hidup yang baik, dengan olahraga rutin, konsumsi makanan sehat serta bergizi, pada saat era Covid 19 dan #dirumahaja, mereka bisa tetap melakukan kegiatan positif itu.

"Masa pandemi menjadi waktu yang tepat untuk melakukan pola hidup yang baik. Dengan cara memperbaiki pola hidup, di antaranya berolahraga teratur, tidur cukup, minum air putih cukup, makan makanan bergizi dan suplemen yang baik," kata dia.

Bagi Anda yang tidak begitu yakin apakah makanan yang dikonsumsi sudah cukup mengandung vitamin, maka mereka bisa melengkapinya dengan mengonsumsi produk vitamin atau suplemen.

Dokter Spesialis Alergi-imunologi, Iris Rengganis mengatakan, Covid-19 ini merupakan suatu virus pandemik yang  menimbulkan ketakutan banyak orang. Jadi, semua orang pakai macam-macam, termasuk pakai suplemen.

"Terpenting pada kondisi seperti ini adalah antioksidan. Ini penting sekali, karena proses di dalam tubuh, seperti makanan dan segala macam, akan terbentuk oksidan-oksidan. Jadi, antioksidan itu adalah salah satu yang meningkatkan imun sistem. Antioksidan ada di vitamin A, C, dan E. Kalau ada yang sejenis itu yang bisa kita konsumsi, itu bagus sekali, seperti Astaxanthin misalnya. Dan, ini bisa dijadikan suplementasi untuk kecukupan antioksidan dalam tubuh kita," ujarnya.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjelaskan, cara kerja antioksidan adalah menetralisir molekul radikal bebas di dalam tubuh. Artinya, antioksidan adalah suatu substansi yang dapat menetralisir atau menghancurkan radikal bebas (zat-zat yang dapat menimbulkan racun di dalam tubuh).

"Kalau kita tidak yakin dengan kecukupan mengonsumsi buah dan sayur, kita bisa menambahnya dengan mengonsumsi suplemen. Contohnya, suplemen yang mengandung Astaxhantin yang memang sangat khas mengandung antioksidan. Namun, bagi orang yang sudah yakin dengan konsumsi buah dan sayur, ya sudah, tidak apa-apa jika tidak melengkapinya dengan suplemen," ujar Prof Iris.

Astaxhantin sebetulnya ada di dalam tumbuh-tumbuhan seperti buah-buahan dan hewan tertentu, yang bisa dikonsumsi untuk memeroleh antioksidan. 

Sayangnya, konsumsi sayur dan buah sehari-hari sering tidak cukup. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan untuk mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 400 gram per hari.

Sedangkan rata-rata  orang Indonesia hanya konsumsi 173 gram per hari (data BPS 2016).

Padahal, bila antioksidan dalam tubuh bagus, maka orang akan lebih fit, lebih bergairah, lebih bersemangat, tidak lemah dan lesu, dan sebagainya. Bahkan, antioksidan juga bagus untuk kulit. Banyak kegunaan antioksidan, selain dapat menangkal radikal bebas dan meningkatkan daya tahan tubuh.

VP Research & Development SOHO Global Health Raphael Aswin Susilowidodo mengatakan, Asthin series merupakan rangkaian suplemen kesehatan yang mengandung Astaxanthin sebagai sumber antioksidan. Suplementasi Asthin sering digunakan sebagai terapi suportif yang berfungsi untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.

"Asthin mengandung bahan aktif natural Astaxanthin yang berasal dari mikroalga spesies Haemustococcus pluvalis. Sebagai salah satu senyawa golongan karotenoid, astaxanthin memiliki potensi antioksidan yang sangat kuat," ujarnya.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut