Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bincang Bicara Jadi Forum untuk Perkuat Keberlanjutan Event Kreatif di Jawa Barat
Advertisement . Scroll to see content

Story Telling Jadi Pengalaman Baru Berwisata di Candi

Jumat, 12 Juni 2020 - 13:47:00 WIB
Story Telling Jadi Pengalaman Baru Berwisata di Candi
Story telling jadi pengalaman baru wisata di situs warisan dunia (Foto : Kemenparekraf)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ada banyak cara mengenalkan kebudayaan dan sejarah Indonesia kepada wisatawan dengan cara unik. Salah satunya melalui metode story telling.

Metode ini akan menghidupkan suasana dalam meningkatkan pengalaman berwisata. Terutama saat berwisata ke situs-situs warisan dunia seperti di Candi Prambanan.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani menjelaskan teknik menceritakan kisah atau story telling menjadi nilai tambah bagi wisatawan saat berkunjung ke suatu destinasi wisata.

"Story telling dapat disampaikan secara naratif baik melalui visual, audio, photo caption/texts, ataupun kombinasi tiga metode," kata Rizki Handayani, saat Webinar Wisata Heritage dengan tema 'Mengangkat Nilai-Nilai Produk Wisata Warisan Budaya Dunia dengan Gaya Bercerita Millenial" Kamis (11/6/2020).

Rizki Handayani menambahkan, dalam webinar ini akan diberikan ilmu tentang teknik menceritakan kisah melalui story telling di media sosial. Metode ini mampu menambah pengalaman berwisata dan menarik wisatawan untuk berkunjung.

Dia mengatakan, kunci kesuksesan dari menghidupkan narasi dalam aktivitas pariwisata ini tidak lepas dari usaha untuk menyesuaikan arus psikologi pengunjung dengan aktivitas penceritaan narasi tersebut.

"Anak-anak muda sekarang, kalau tidak bercerita dengan baik mereka cenderung bosan dan tidak mau berkunjung lagi. Untuk itu, narasi yang dibangun melalui story telling yang baik, akan mampu memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat, menambah pengalaman berkunjung wisatawan, hingga membangun rasa penasaran bagi orang-orang untuk mengunjungi situs-situs tersebut," ujarnya.

Narasumber yang hadir dalam Webinar Wisata Heritage adalah Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta Manggar Sari Ayuati.

Sementara, narasumber kedua adalah Astrid Savitri, seorang content writer yang membahas 'Storytelling Produk Wisata melalui Media Sosial.

Pada kesempatan yang sama, Manggar Sari Ayuati menjelaskan peta penyebaran situs di kawasan Prambanan terdapat kurang lebih 30 situs yang bisa dieksplorasi.

Sembilan situs berlatar agama Hindu seperti Candi Prambanan, Kedulan, Barong, Ijo, Miri, Pondok, Ganesha Dawangsari, Sumur Bandung, dan Randu Gunting.

Kemudian 14 situs berlatar agama Buddha seperti Sewu, Bubrah, Lumbung, Ghana, Plaosan, Sojiwan, Kalasan, Sari, Pakem, Bugisan, Bogem, Sumber Watu, Dawangsari, dan Banyunibo.

Satu situs pemukiman Ratu Boko, satu situs Perbengkelan Gupolo. Lima situs tidak teridentifikasi latar belakang keagamaannya seperti Tinjon, Watu Gudig, Karang, Sanan, dan Patihan.

“Kawasan Prambanan merupakan kota kuno (ancient city), terbukti dari banyaknya peninggalan budaya yang ada. Dan merupakan peninggalan Kerajaan Mataram kuno, peradaban maju dengan segala organisasi kenegaraan yang telah terstruktur dengan baik sehingga menjadi salah satu peletak dasar kehidupan bernegara di Indonesia,” katanya.

Manggar juga menjelaskan, nama-nama desa yang berada di sekitar Prambanan menunjukkan adanya kesinambungan dengan masa lalu. Sebagai contoh adalah nama Desa Taji dan Pulowatu.

“Nama-nama tersebut merupakan nama watak dalam kerajaan Mataram kuno sebagaimana tercantum dalam prasasti-prasasti pendek di Candi Plaosan,” katanya.

Sementara itu, menurut Astrid Savitri, penyampaian cerita akan meningkatkan nilai suatu produk wisata. Pencerita yang baik harus memiliki sudut pandang, struktur dan alur cerita, serta empati kemanusiaan.

“Pencerita yang baik adalah pengamat dan penyimak yang baik. Dia dapat menceritakan objek atau situasi dengan kata-kata yang baik. Tipsnya adalah menggunakan kalimat sederhana dan sependek mungkin serta menghindari kalimat yang bersayap. Perbanyak deskripsi dan gunakan kalimat aktif, selektif mengutip dan perkaya diksi dengan cara banyak membaca, menonton dan menyimak,” ujarnya.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut