Suka Makan di Warteg, Ini Pilihan Menu yang Bisa Bikin Kenyang Seharian
JaKARTA, iNews.id - Warteg merupakan salah satu rumah makan Tegal yang menyajikan banyak lauk pauk. Selain enak, makanan di warteg identik murah meriah.
Siapa yang tak pernah makan di warteg? Rasanya, jarang sekali menemukan orang Indonesia yang tak pernah makan di tempat makan yang terkenal ekonomis satu ini.
Meskipun ada, mungkin hanya sekelas orang-orang kelas atas yang belum pernah mencoba. Ya, warteg terkenal dengan berbagai menu atau sajian khas Indonesia yang harganya merakyat.
Singkatan dari Warung Tegal ini biasanya menjadi andalan bagi para pekerja untuk sekadar mengganjal perut yang lapar, atau mengisi amunisi untuk beraktivitas seharian penuh.
Tak heran, meskipun memiliki menu beragam, nyatanya banyak orang Indonesia yang kerap makan di warteg dengan porsi nasi yang melimpah. Bukan tanpa alasan, budaya ‘nggak makan nasi, nggak kenyang’ masih tertanam di mindset orang Indonesia.
Lantas, apakah mindset tersebut benar? Sebenarnya, menu-menu apa saja di warteg yang dapat membuat perut kenyang seharian? Berikut ulasannya, dirangkum pada Jumat (9/9/2022).
Executive Aprez Catering dan Amuz Gourmet Restaurant, Chef Stefu Santoso mengungkapkan, sebenarnya ukuran kenyang untuk setiap orang itu berbeda-beda. Pasalnya, setiap orang memiliki kebutuhan energi yang berbeda-beda.
Menurutnya, bicara standarisasi kenyang, tentu tak jauh dari menu yang mengandung karbohidrat seperti nasi. Meskipun banyak makanan yang mengandung karbohidrat lain, di Indonesia, nasi belum bisa tergantikan.
“Jadi kalau yang mengenyangkan sebenernya lebih karena sebagian besar orang yang makan di warteg karena ambil nasinya yang banyak,” ujar Chef Stefu, saat kepada MNC Portal Indonesia, Kamis, (8/9/2022).
"Mau apa pun lauk yang ada di warteg, kalau nasinya sedikit ya nggak bikin kenyang. Misalnya, ada orang pertama pilih menu nasi sedikit pakai lauk ayam 3 potong, terus ada orang kedua pilih nasinya banyak ayamnya cuma 1 potong, ya jelas yang lebih kenyang adalah orang kedua. Ini kalau bicara masalah kenyang ya,” ujar dia.
Sementara itu, Dokter Spesialis Gizi Primaya Hospital Tangerang, Dr. Yohan Samudra,Sp.GK mengatakan, menu makanan yang membuat kenyang lebih lama sebenarnya menu makanan yang mengandung karbohidrat kompleks yang tinggi serat.
Di antaranya seperti nasi merah, nasi coklat, gandum, serealia, jagung, umbi-umbian, kacang-kacangan, polong-polongan atau protein baik hewani maupun nabati seperti daging.
Dokter Yohan menyebut, warteg sebenarnya pilihan yang memang tepat untuk makan utama sehari-hari, karena dimasak fresh setiap hari dan cukup lengkap variasinya. Meski begitu, Anda tetap harus bisa memilih dengan tepat menu-menu yang ada di warteg agar bisa kenyang lebih lama.
“Agar kenyang lebih lama, tambahkan porsi protein dan sayurnya setiap kali makan warteg. Hindari jeroan, gorengan dan kerupuk karena tidak mengenyangkan, justru dapat meningkatkan berat badan,” ujarnya.
Selain itu, untuk mendapatkan efek mengenyangkan dari menu makanan yang ada di warteg, Dr. Yohan juga menyarankan agar ada kombinasi menu lain supaya berbagai zat gizi yang diperlukan tubuh tercukupi.
“Untuk makan utama kita mengikuti panduan isi piringku yang dikeluarkan Kemenkes. Sayurannya 1/2 piring, nasi 1/4 piring dan lauk protein hewani nabati 1/4 piring. Perhatikan juga sumber karbo lain, jangan hanya fokus pada nasi, justru orang Indo juga banyak dikonsumsi adalah makanan dari tepung-tepungan. Nah ini sebenarnya yang harus dibatasi,” kata dr Yohan.
Nasi memang merupakan salah satu sumber karbohidrat yang utama. Namun, perlu kembali diingat, nasi bukan merupakan satu-satunya sumber karbohidrat. Masih banyak sumber karbohidrat lain yang ada di Warteg yang juga bisa memenuhi asupan karbohidrat harian yang tentunya juga bisa mengenyangkan perut.
Contohnya, menu kentang, mi, jagung, dan sebagainya. Tidak hanya itu, gula, tepung, buah, serta sayuran juga bisa menjadi tambahan asupan karbohidrat Anda. Jangan lupa, imbangi asupan makanan Anda dengan gizi seimbang seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Editor: Vien Dimyati