Terungkap, Ini Alasan Makanan di Restoran Mewah Tidak Pakai Micin, Chef Renatta: Harga Diri!
JAKARTA, iNews.id - Micin merupakan salah satu penyedap rasa yang kerap ditambah ke dalam masakan. Namun, penyedap ini tidak berlaku bagi restoran mewah yang menyajikan makanan mahal.
Chef Renatta Moeloek baru-baru ini mengungkapkan alasan mengapa restoran mahal atau restoran bintang 5 cenderung tidak pernah menggunakan micin.
Menurutnya, salah satu alasannya adalah terkait ‘harga diri’ restoran itu sendiri. Hal itu dibeberkan Chef Renatta saat menjadi bintang tamu di Podcast Kemal Palevi baru-baru ini.
Chef Renata menilai, pada dasarnya, masakan itu ibarat seni. Karena itu, dibanding dari micin yang cenderung instan, rasa gurih tersebut menurutnya bisa didapatkan secara alami dari bahan-bahan masakan.
"Kalau gua secara personal, gua nggak anti micin. Tapi secara profesional elu ngapain pakai micin sedangkan, bukan ego sih ya. Tapi itu harga diri,” ujar Chef Renata, dilansir dari akun YouTube Kemal Palevi.
“Karena micin itu kan gurih. Gurih itu flavor kan. Tapi gurih itu kan bisa lu produce sendiri tanpa (harus) pakai yang instan. Jadi itu poinnya masakan itu adalah seni. Ketika ada banyak bahan-bahan natural yang memang sudah mengandung glutamat dan memang natural gurih,” katanya.
Chef Renata lantas mencontohkannya dengan ikan asin dan tauco. Menurutnya tanpa perlu tambahan micin, kedua bahan makanan tersebut sudah memberikan cita rasa yang cukup gurih layaknya micin.
“Kaya lu masak pakai ikan asin deh, itu gurih kan, nggak perlu micin lagi kan, karena ikan asin itu memang sudah gurih, sudah ada glutamat alaminya. Lu masak pakai tauco gitu kan, tauco itu udah gurih, tauco lu kasih mecin ya pusing lu. Itu kan contoh kalau di Indonesia,” ujarnya.
“Tapi kan dari proses of cooking aja itu gurih lu bisa produksi sendiri. Jadi kaya kalo lu bisa buat sendiri kenapa lu pakai yang instan,” katanya.
Meski begitu, Chef Renatta kembali menegaskan, hal itu bukan karena semata-mata ‘gengsi’ dari chef yang memasak di restoran. Namun, memang karena kualitas masakan yang ingin disajikan sesuai dengan harga mahal yang dibayar konsumen.
“Bukan gengsi sih. Karena lo dateng ke restoran yang memang kamu bayar untuk itu,” katanya.
Chef Renatta lantas kembali memberikan contoh ketika restoran bintang 5 harus menyajikan menu sayur sop. Alih-alih menggunakan kaldu ayam instan, Chef di restoran mahal justru harus berlomba-lomba membuat kaldu ayam terbaik secara alami lewat pemilihan tulang hingga sayap ayam, yang menurutnya tidak mudah.
“Kayak hal sekecil gini deh, lu mau bikin sayur sop, sayur sop lu cuma taro ceker ayam dua biji nih buat satu itu, ya lu taro kaldu ayam instan yang banyak ya enak, gurih-gurih aja,” ujarnya.
“Tapi ketika lu pergi ke restoran, ya nggak lah. Lu harus pake tulang ayam yang bener, ada bagian sayap ayam yang lo harus infuse ke air itu dengan baik, lu bikin kaldu yang bagus gitu kan. Lu kasih bawang-bawangan, lu kasih aromatik. Dan lo harus menciptakan gurih lo sendiri,” katanya lagi.
Editor: Vien Dimyati