2 Jenis Analisa Saham yang Harus Dipahami Pemula Serta Indikatornya

Rina Anggraeni
Jeanny Aipassa
Ilustrasi analisa saham. (Foto: dok iNews)

2. Analisa Teknikal

Analisis teknikal umumnya digunakan oleh trader. Namun investor juga perlu memahami analisa teknikal, terutama bagi yang aktif bertransaksi saham untuk jangka pendek atau secara harian. 

Tujuan analisis teknikal ini adalah mengamati pola-pola seperti data pasar, harga saham serta volume transaksi saham. Analisis saham akan digunakan jika Anda ingin melakukan pembelian. 

Untuk melakukan analisis saham secara teknikal, Anda dapat memulainya dengan melihat pergerakan pasar, mengetahui indikator analisis teknikal dan melihat seperti apa sejarah yang berulang.
 
Melalui analisa teknikal, investor dapat melihat kondisi pasar saat ini berdasarkan histori harga di masa lalu. Selain itu, mereka juga bisa mendapatkan gambaran pergerakan harga saham di masa mendatang.

Trader bisa menggunakan analisa teknikal sebagai acuan saat menentukan saham-saham yang berpotensi memberikan profit dalam jangka pendek. Analisa ini lebih sering digunakan oleh trader karena bersifat teknis dengan pergerakan yang lebih cepat.

Saat ini, ada ratusan indikator dalam Analisis Teknikal yang merupakan formula matematis untuk mengetahui bagaimana kondisi pasar dan juga untuk membantu memberikan sinyal beli atau jual. 

Dari ratusan indikator tersebut, ada beberapa indikator yang populer dan penting dipahami investor, termasuk pemula, yaitu: 

- Moving Average (MA) 
Moving Average atau MA merupakan indikator analisa teknikal saham paling populer dan mudah dipahami. MA adalah indikator yang menghitung pergerakan harga rata-rata dari suatu saham dalam suatu rentang waktu, misalnya dalam waktu 50 hari atau sering disebut MA50.

Cukup dengan melihat grafik MA50, Anda dapat menentukan apakah bisa membeli atau menjual saham. Caranya, jika grafik harga memotong MA50 ke atas dianggap sinyal beli. Sedangkan sebaliknya, bila grafik harga memotong MA50 ke bawah dianggap sebagai sinyal jual.

- Relative Strength Index (RSI)
Indikator analisa teknikal lainnya yang mudah dipahami adalah Relative Strength Index (RSI). RSI digunakan untuk menghitung perbandingan antara daya tarik kenaikan dan penurunan harga saham dengan kisaran 0-100. 

Dengan RSI Anda dapat mengetahui apakah suatu harga sudah overbought (kelebihan beli) atau oversold (kelebihan jual). Jika RSI bernilai sangat tinggi (di atas 70) artinya pasar sudah overbought sehingga ada potensi akan turun, berarti menjadi saat tepat untuk jual saham. 

Sebaliknya jika RSI bernilai sangat rendah (di bawah 30) artinya pasar sudah oversold (kelebihan jual), sehingga ada potensi naik, berarti menjadi saat tepat untuk beli saham.

- Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Moving Average Convergence/Divergence (MACD) adalah indikator yang berfungsi untuk menunjukkan trend yang sedang terjadi dan juga bisa memberikan sinyal beli atau jual. 

Di dalam MACD ada dua garis yang akan Anda temui, yaitu Signal Line dan MACD Line. Jika nilai MACD positif (di atas nol), berarti pasar bersifat bullish, disarankan beli. Sedangkan jika nilai MACD negatif (di bawah nol), berarti pasar bersifat bearish, disarankan jual.

Editor : Jeanny Aipassa
Artikel Terkait
Bisnis
27 menit lalu

MNC Sekuritas Edukasi Having Fund di Universitas Respati Indonesia bersama BRI Manajemen Investasi

Internasional
4 jam lalu

Elon Musk Bisa Hengkang dari Tesla jika Paket Gaji Rp16.611 Triliun Ditolak

Keuangan
1 hari lalu

IHSG Hari Ini Dibuka di Zona Hijau, Nilai Transaksi Sentuh Rp1 Triliun

Keuangan
5 hari lalu

424 Saham Menguat, IHSG Hari Ini Ditutup Melesat ke 8.274

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal