ACCC memperkirakan bahwa kedua perusahaan tersebut menjual puluhan juta produk yang terpengaruh dan memperoleh pendapatan yang signifikan dari penjualan tersebut.
"Banyak konsumen mengandalkan diskon untuk membantu anggaran belanja mereka lebih besar, terutama selama masa tekanan biaya hidup ini. Sangat penting bagi konsumen Australia untuk dapat mengandalkan keakuratan harga dan klaim diskon," ucap Cass-Gottlieb.
ACCC meminta Pengadilan Federal Australia untuk menjatuhkan hukuman yang signifikan kepada kedua perusahaan tersebut, dan perintah yang memaksa mereka untuk meningkatkan program pengiriman makanan amal mereka.
Dalam sebuah pernyataan, Coles menyebut bahwa biaya perusahaan sendiri meningkat yang menyebabkan kenaikan harga produk. Perusahaan tersebut menganggap hukum konsumen sangat serius dan sangat menekankan pada membangun kepercayaan dengan semua pemangku kepentingan.
"Perusahaan telah berusaha untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara mengelola hal itu dan memberikan nilai kepada pelanggan dengan memulai kembali promosi secepat mungkin setelah harga baru ditetapkan," kata manajemen Coles dalam sebuah pernyataan.
Sementara Woolworths menyampaikan, dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan bekerja sama dengan ACCC terkait klaim tersebut.
"Pelanggan kami memberi tahu kami bahwa mereka ingin kami bekerja lebih keras lagi untuk memberikan nilai yang berarti bagi mereka dan penting bagi mereka untuk dapat mempercayai nilai yang mereka lihat saat berbelanja di toko kami," ucap manajemen Woolworths.
Di tengah meningkatnya pengawasan terhadap supermarket, pemerintah menugaskan peninjauan ulang terhadap Kode Etik Makanan dan Grosir yang berlaku di negara tersebut.
Peninjauan tersebut merekomendasikan agar kode etik yang lebih kuat dan wajib diperkenalkan dan diawasi oleh ACCC, sehingga mereka dapat melindungi pemasok dan juga konsumen.