Junaidi juga yakin tahun 2018 yang merupakan tahun politik karena adanya pemilihan kepala daerah yang berlangsung di 171 daerah tidak akan menggoyahkan permintaan akan hunian.
"Menurut saya, kecil kemungkinan gangguan dengan tahun politik dengan catatan, situasi keamanan kondusif," ujarnya.
APERSI yang beranggotakan 3.500 pengembang tersebut, terus membangun perumahan subsidi terutama untuk mengurangi angka backlog. Selama satu tahun penuh 2017, APERSI telah membangun sebanyak 129 ribu hunian MBR.
Ke depan, Junaidi beserta pengembang lainnya tergabung dalam APERSI ingin meningkatkan lagi jumlah pembangunan hunian bersubsidi demi tercapainya program Satu Juta Rumah.
"Target kita tahun depan 150 ribu unit. Kita optimistis tercapai seiring jumlah anggota yang semakin meningkat,” katanya.
Sebagai pengembang properti, dia berharap pengajuan syarat KPR untuk masyarakat berpenghasilan rendah semakin dipermudah pada tahun depan. Tak hanya itu, pembiayaan bagi pengembang untuk melakukan konstruksi juga semakin dipermudah oleh perbankan.
“Harapan lainnya, ke depan semakin mudahnya syarat KPR untuk masyarakat MBR mendapatkan rumah. Selain itu, mudahnya pengembang mendapatkan fasilitas kredit konstruksi dan kredit pengadaan lahan dengan bunga lebih ringan,” ujar Junaidi.