Dari segi keuangan, pada 2017 IPCC membukukan pendapatan Rp422,1 miliar, naik 34,3 persen dibandingkan 2016 sebesar Rp314,3 miliar. EBlTDA tumbuh 31,5 persen menjadi Rp175,4 miliar dari Rp133,4 miliar. Laba kotor juga naik 26,8 persen menjadi Rp208,6 miliar dari Rp164,5 miliar, dan laba bersih IPCC tumbuh 32,2 persen dari Rp98,4 miliar menjadi Rp130,1 miliar pada 2017.
Sementara total aset per Desember 2017 mencapai Rp336,3 miliar, naik 26,95 persen dibandingkan 2016 sebesar Rp264,9 miliar. Liabilitas IPCC menjadi Rp99,2 miliar dari Rp79,3 miliar, dan ekuitas tumbuh 27,7 persen menjadi Rp237 miliar dari Rp185,6 miliar.
Dalam tiga tahun terakhir rata-rata, return of assets (ROA) IPCC mencapai 35,4 persen, margin EBITDA 40,4 persen, return of equity (ROE) 50,6 persen, dan ekuitas terhadap aset rata-rata 69,8 persen.
3. PT Jaya Sukses Makmur Tbk (RISE).
RISE menjadi emiten ke 26 yang menjadi perusahaan terbuka tahun 2018. Perusahaan yang dikenal dengan sebutan dengan Tanrise Property ini bergerak di sektor properti dan berkantor pusat di Sidoarjo, Jawa Timur.
Kinerja RISE pada akhir Desember 2017, assetnya mencapai Rp1,78 triliun atau naik dari tahun 2016 sebesar Rp1,61 triliun. Dengan ekuitas Rp1,45 triliun atau naik dari tahun 2016 sebesar Rp1,20 triliun.
Sementara, pendapatan perseroan tahun 2017 mencapai Rp229,96 miliar atau naik 37 persen dari tahun 2016 sebesar Rp168,19 miliar. Namun tingginya beban keuangan membuat laba bersih perusahaan tahun lalu turun menjadi Rp16,12 miliar dari tahun 2016 sebesar Rp43,22 miliar.