"Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat, harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya," katanya.
Irto menilai, harga baru Pertamax ini sebenarnya masih terjangkau untuk masyarakat, khususnya mereka yang mampu.
"Kami juga mengajak masyarakat lebih hemat dengan menggunakan BBM sesuai kebutuhan," ucap Irto.
Sebelum Pertamax dinaikkan harganya, Kementerian ESDM lebih dahulu mengungkapkan harga keekonomian BBM RON 92 bisa naik hingga Rp16.000 per liter. Setelahnya, Menteri BUMN Erick Thohir memohon maaf jika harga Pertamax naik. Dia mengatakan, BBM yang harganya tidak berubah adalah BBM jenis Pertalite, yang sudah menjadi BBM khusus penugasan.
"Ini pemerintah sudah memutuskan Pertalite dijadikan subsidi. Pertamax tidak. Kalau Pertamax naik, ya mohon maaf. Kalau Pertalite disubsidi," ujarnya.
Sementara itu, di tengah naiknya harga Pertamax, pada saat yang sama harga Pertalite di Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat mengalami penurunan. Harga Pertalite turun Rp200 per liter, dari yang sebelumnya Rp7.850 per liter menjadi Rp7.650 per liter.