Barrow mengatakan, ADB akan mendukung penuh proyek energi bersih di Indonesia. PLTGU Jawa-1 bukan proyek pertama yang dibiayai ADB karena sebelumnya lembaga multilateral itu juga membiayai fasilitas gas alam Tangguh sejak 2005.
Pada saat itu, ADB mencairkan pinjaman untuk pembangunan fasilitas gas alam Tanggung sebesar 350 juta dolar AS dan diikuti pinjaman untuk ekspansi sebesar 400 juta dolar AS pada 2016.
"Fasilitas likuifaksi gas alam Tanggung sepertinya akan menjadi sumber bagi LNG Jawa-1," kata Barrow.
PLTGU Jawa-1 akan melistriki 11 juta rumah tangga pada 2021. Hal ini selaras dengan target elektrifikasi Indonesia 100 persen pada 2024. Selain itu, proyek ini juga menciptakan 4.800 lapangan kerja selama konstruksi dan 125 lapangan kerja saat beroperasi.
Proyek yang merupakan bagian dari program 35.000 MW ini mulai dikerjakan pada akhir tahun 2018 dan ditargetkan selesai pada 2021.
Total nilai proyek ini sekitar 1,8 miliar dolar AS atau Rp26 triliun. Selain ADB, sejumlah lembaga yang ikut membiayai antara lain Japan Bank of Cooperation (JBIC) hingga perbankan komersial seperti Mizuho Bank Ltd dan MUFG Bank Ltd.