Ajukan Gugatan, Tesla Tuntut Pemerintah AS Batalkan Tarif Impor Produk China

Djairan
Tesla menggugat pemerintah AS dan Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer atas tarif bea masuk terhadap barang-barang impor Tesla dari China. (Foto: AFP)

PALO ALTO, iNews.id - Perusahaan pembuat mobil listrik Amerika Serikat (AS), Tesla menggugat pemerintah AS dan Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer atas tarif bea masuk terhadap barang-barang impor Tesla dari China. Ketentuan tarif tersebut dinilai menyebabkan kerugian ekonomi bagi perusahaan.

Menurut gugatan yang diajukan di Pengadilan Perdagangan Internasional AS, Tesla ingin dua regulasi tarif bea masuk impor atas perintah administrasi Presiden Donald Trump dibatalkan. Tak hanya itu, perusahaan yang dipimpin Elon Musk itu juga meminta pengembalian atas tarif yang telah dibayarkan Tesla beserta bunganya.

Tarif spesifik yang dipermasalahkan tersebut dikenal sebagai Daftar 3 dan Daftar 4. Secara terperinci, Daftar 3 mulai berlaku pada 2018 yang hingga saat ini mengenakan bea sebesar 25 persen terhadap 200 miliar dolar AS barang impor dari China. Sementara Daftar 4, mulai berlaku pada 2019 yang saat ini mengenakan tarif 7,5 persen atas 120 miliar dolar AS produk impor China. 

Kedua daftar itu berisi ratusan item yang sangat spesifik, mulai dari bahan mentah hingga komponen elektronik. "Pengenaan bea Daftar 3 dan Daftar 4 dari Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) bersifat sewenang-wenang dan berubah-ubah, dan USTR tidak memberikan kesempatan kami untuk memberikan pendapat. Lembaga itu gagal mempertimbangkan faktor-faktor yang relevan dalam membuat keputusannya,” ujar pengacara Tesla dalam pengajuan gugatannya, dikutip dari CNBC pada Kamis (24/9/2020).

Sebelumnya, perusahaan AS telah diberi kesempatan untuk meminta pembebasan tarif bea masuk atas barang-barang tertentu. Menurut situs web USTR, Tesla telah mengajukan keringanan itu pada tahun 2019 untuk produk seperti grafit buatan, silikon oksida, dan lubang las cincin pintu mobil yang ketiganya diberikan tanggal kedaluwarsa pada Agustus 2020.

Sementara untuk komputer dan layar sedan Model 3, pejabat perdagangan AS menolak permintaan Tesla untuk keringanan tarif 25 persen, dengan alasan bahwa suku cadang itu menggunakan teknologi yang secara strategis penting untuk program keamanan nasional China. Tesla mengatakan, bagian yang dimaksud adalah ‘otak’ dari sistem autopilotnya.

“Kenaikan tarif pada bagian khusus ini menyebabkan kerugian ekonomi bagi Tesla, melalui peningkatan biaya dan dampak pada profitabilitas. Karena kerumitan pada sistem computer sedan Model 3 tidak dapat ditemukan pada pabrikan lain,” tulis Tesla dalam permintaan pembebasan tersebut.    

Editor : Ranto Rajagukguk
Artikel Terkait
Mobil
6 jam lalu

Tesla Efisiensi Tak Lagi Sertakan Kunci Kartu, Semua Dikendalikan Lewat Smartphone

Mobil
2 hari lalu

Mobil Listrik Tesla Meledak saat Dicas di SPKLU, Ternyata Ini Penyebabnya

Mobil
7 hari lalu

Tesla Luncurkan Varian Mobil Listrik Murah Standard Edition

Mobil
17 hari lalu

BYD Tumbangkan Tesla di Pasar Mobil Listrik Global, Unggul 400.000 Unit

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal