Sedangkan masyarakat menengah ke atas, dia menyarankan, didorong untuk lebih berkontribusi dengan meningkatkan daya beli. Itu karena 40 persen lebih total konsumsi rumah tangga dikuasai 20 persen orang terkaya di Indonesia.
"Jadi menurut saya, relaksasi pajak yang digulirkan pemerintah agar konsumsi naik, itu setuju. Karena orang-orang ini (masyarakat kelas menengah atas) perlu diberi dorongan positif kaya gini," ujarnya.
Sementara jika perlakuan yang sama ditujukan kepada masyarakat kelas menengah ke bawah, dia menilai tidak tepat. Dikhawatirkan, mereka justru cenderung memanfaatkan paylater untuk belanja.
"Nanti kalau misalnya resesi benar terjadi, maka akan terjadi kekacauan. Orang yang enggak punya uang, tapi dibilangin kalau tahun depan optimistis, kalau begitu masyarakat kelas bawah ini bisa langsung menghamburkan uangnya, langsung belanja mereka cari baju dan lain-lain. Maka dari itu, pemberian informasi berdasarkan segmentasi itu penting," tutur Bhima.
Dia berpendapat, pemerintah perlu membuat paket kebijakan untuk mengantisipasi resesi. Bhima menilai, jika pemerintah menggunakan kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), sudah tidak tepat karena itu lebih cocok untuk penanganan pandemi Covid-19.
"Jadi pemerintah buatlah paket kebijakan untuk mengantisipasi resesi," kata dia.