JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah ditutup anjlok 55 poin di level Rp14.903 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan sore ini. Tekanan yang dialami sepanjang pekan ini, membuat nilai tukar rupiah semakin mendekati Rp15.000 per dolar AS.
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan salah satu faktor pemicu melemahnya mata uang garuda ini, pasar terus memantau perkembangan inflasi pada Juni 2022 yang diperkirakan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
"Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2022 diperkirakan akan mengalami inflasi sebesar 0,57 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). Kondisi ini akan membawa inflasi Indonesia secara tahunan mencapai 4,2 persen (year-on-year/yoy)," kata Ibrahim, dalam rilis hariannya, Kamis (30/6/2022).
Secara bulanan, lanjutnya, diperkirakan inflasi akan dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan khususnya komoditas cabai rawit merah, daging sapi, bawang merah, dan telur ayam. Selain itu, naiknya harga tiket maskapai penerbangan juga memberi andil terhadap inflasi.
Di samping itu, tekanan pada biaya produksi akibat naiknya harga gandum dan minyak goreng akibat pasokan yang seret karena perang Rusia-Ukraina, mulai diteruskan oleh pelaku FMCG ke konsumen ritel.
"Dengan demikian, harga makanan turut menyumbang inflasi pada Juni 2022," ungkap Ibrahim.
Lebih lanjut dia memprediksi, untuk perdagangan Jumat (1/7/2022) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun berpeluang ditutup melemah di rentang Rp14.880-Rp 14.930 per dolar AS.