Bisnisnya berjalan lancar hingga dia meraih kesuksesan di usia 21 tahun. Saat itu, dia sudah memiliki rumah, mobil dan motor gede. Namun perjalanan tak selalu mulus.
Pada 2016, dia mengalami ujian. Esa pun terpaksa menjual rumah, mobil, motor, dan aset perusahaan, lalu mengontrak karena memiliki utang mencapai Rp350 juta.
Meski demikian, dia berusaha bangkit dan kembali ke titik nol pada akhir 2018. Pada awal 2019, dia mulai usaha lagi, namun kembali dikhianati orang terdekatnya, yang menggelapkan uang hingga lebih dari Rp100 juta.
Pengalaman sebelumnya membuatnya lebih tahan banting. Dia sekali lagi berhasil bangkit dan mengaudit timnya. Dengan tim baru, dia semangat untuk kembali berbisnis. Namun usahanya kembali diterpa pandemi pada 2020.
"Akhir 2020, baru titik balik lagi. Kita 2021 fokus online. ternyata penjualan online makin meningkat dengan pandemi, kita fokus online," ujarnya.
Berkat kegigihannya, bisnisnya kian moncer. Bahkan, omzet tertinggi yang dihasilkannya nyaris mencapai Rp2 miliar sebulan atau tepatnya Rp1,8 miliar.
Selain itu, menurutnya modal bukanlah satu-satunya jalan untuk memulai bisnis, namun relasi adalah yang paling penting. Dia mengatakan, kisah suksesnya dalam berbisnis diraih dengan berpikiran positif, optimistis, dan jujur.