Dia menambahkan, inisiatif tersebut akan jadi instrumen kolaborasi antara para negara penghasil mineral agar bisa mendapatkan keuntungan sambil tetap menjalankan aturan perdagangan internasional.
“Saya pikir inilah instrumen untuk kita berkolaborasi yang baik untuk membangun komitmen bersama, tapi semua dalam rangka kolaborasi untuk saling menguntungkan dan memperhatikan aturan permainan perdagangan internasional,” ucapnya.
Bahlil menilai dengan adanya wadah organisasi bagi sesama negara yang kaya akan hasil pertambangan khususnya nikel, maka negara penghasil nikel dapat mengoordinasikan dan menyatukan kebijakan komoditas nikel.
Dia mengungkapkan, selama ini negara-negara industri produsen kendaraan listrik melakukan proteksi. Akibatnya, negara penghasil bahan baku baterai tidak memperoleh nilai tambah yang optimal dari industri kendaraan listrik.
“Melalui kolaborasi tersebut, kita harap semua negara penghasil nikel bisa mendapat keuntungan melalui penciptaan nilai tambah yang merata," katanya.