Adapun, lokasi investasi yang paling digemari oleh investor asing pada kuartal I 2024 terdiri dari Provinsi Jawa Barat sebesar 2,7 miliar dolar AS atau setara Rp43,87 triliun, Sulawesi Tengah 1,7 miliar dolar AS atau setara Rp27,62 triliun, DKI Jakarta 1,5 miliar dolar AS atau setara Rp24,37 triliun, Jawa Timur 1,1 miliar dolar AS atau setara Rp17,87 triliun, dan Maluku Utara 1 miliar dolar AS atau setara Rp16,25 triliun.
Bahlil menyebut, masuknya Sulawesi Tengah dan Maluku Utara pada 5 besar nilai investasi tertinggi pada kuartal I 2024 merupakan kontribusi dari program hilirisasi untuk komoditas nikel yang dikuasai oleh perusahaan asing.
"Kalau dikatakan hilirisasi lebih banyak dimanfaatkan oleh asing, ini PR kita pertama adalah perbankan kita harus mau terbuka memberikan pembiayaan ke hilirisasi," tuturnya.
Sehingga ditegaskan Bahlil, selama perbankan dalam negeri tidak merespon sebagai opportunity atau kesempatan dari adanya program hilirisasi, maka industri manufaktur di Indonesia akan terus dikuasai asing.
"Selama perbankan tidak merespon sebagai opportunity baru, dia mau konvensional saja, saya pastikan PMA lebih banyak manufaktur," ucapnya.
Bahlil juga memaparkan terdapat 5 negara yang menjadi investor terbesar di Indonesia sepanjang kuartal I 2024. Seperti Singapura dengan total investasi ke Indonesia mencapai 4,2 miliar dolar AS setara Rp68,23 triliun, Hong Kong dan China masing-masing membawa uang ke RI sebesar 1,9 miliar dolar AS atau setara Rp30,87 triliun.
Selanjutnya Amerika Serikat berinvestasi ke Indonesia sepanjang kuartal I 2024 sebanyak 1,1 miliar dolar AS atau setara Rp17,87 triliun, sedangkan Jepang membawa investasi 1 miliar dolar AS atau setara Rp16,24 triliun.