Tidak hanya itu, pemerintah Kuba juga akan menaikkan tarif listrik sampai 25 persen untuk konsumen perumahan besar, serta harga gas alam.
Sebagai informasi, Negara berpenduduk 11 juta jiwa ini sekarang sedang mengalami krisis ekonomi terburuk sejak runtuhnya blok Soviet di era 90-an. Krisis ini karena konsekuensi dari pandemi virus corona, pengetatan sanksi AS dalam beberapa tahun terakhir, dan kelemahan struktural dalam perekonomian.
Menurut perkiraan resmi, ekonomi Kuba menyusut 2 persen pada 2023. Sementara inflasi mencapai 30 persen pada 2023.
Para ahli independen mengatakan ini lebih rendah dari perkiraan. Krisis membuat bahan bakar dan kebutuhan pokok lainnya pun kini sudah sulit didapat.
Pemerintah Kuba, yang mensubsidi hampir semua barang dan jasa penting, telah mengisyaratkan bahwa mereka harus menaikkan harga bahan bakar supaya bisa bertahan dari krisis.
"Negara ini tidak dapat mempertahankan harga bahan bakar, yang merupakan yang termurah di dunia," kata Menteri Ekonomi Kuba Alejandro Gil.