Sementara itu, net interest margin (NIM) Bank Permata juga naik menjadi 4,4 persen dari 4,2 persen. Adapun biaya pencadangan kredit turun menjadi Rp1,14 triliun dari sebelumnya Rp1,68 triliun.
Bank Permata juga menekan biaya operasional bank dengan rasio BOPO 87 persen per 31 Desember 2019. Rasio tersebut turun dibandingkan akhir tahun sebelumnya yang mencapai 93,4 persen.
Ridha menambahkan, kualitas aset Bank Permata juga terus membaik. Rasio NPL gross turun menjadi 2,8 persen dan NPL nett 1,3 persen. Angka ini turun dibandingkan tahun 2018 yang masing-masing mencapai 4,4 persen dan 1,7 persen.
"Perbaikan rasio NPL gross merupakan hasil dari restukturisasi kredit bermasalah, penghapusan kredit, penjualan dan penyelesaian kredit bermasalah (loan settlement) dan ditunjang oleh pertumbuhan kredit good-book secara signifikan," kata dia.
Kondisi permodalan bank dengan kode emiten BNLI itu tetap sehat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 19,9 persen. Sementara Loan-to-Deposit Ratio (LDR) turun menjadi 86,3 persen seiring penyaluran kredit dan dari sisi likuiditas masih mencukupi.