"Sembilan KK yang memang belum bisa bareng-bareng yang tadi saya katakan masih ada di luar, bahkan beberapa di antaranya itu ternyata tinggalnya di luar Jawa," tutur dia.
Meski begitu, kata Ganjar, seluruh tanah warga Desa Wadas yang terdampak Bendungan Bener tersebut juga sudah diukur oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).
"Kalau mereka yang diukur dengan BPN semua sudah diukur 100 persen, maka saya senang sekali ketika kemudian mereka semuanya mau diukur, mau diukur itu buat saya sudah bagus," ujar Ganjar.
Ganjar menuturkan, saat ini pihaknya tengah melakukan pendekatan secara persuasif yaitu dengan memenuhi permintaan warga. Misalnya dengan memperbaiki jalan hingga memberikan pelatihan UMKM.
"Kita lakukan pendekatan ke mereka, apa yang mereka minta sebelum proyek ini selesai? 'Pak Ganjar tolong talot saya diperbaiki, jalan saya diperbaiki, ibu ibu dilatih UMKM, anak anak diberikan fasilitas' kita kasih semuanya dan itu yang bikin kita bisa berkomunikasi dengan nyaman dan mereka komunikasi dengan saya intens sekarang," kata dia.
Hanya saja, memang terdapat overlap alias tumpang tindih terkait data tanah warga. Menurutnya hal itu karena saat pengukuran di awal, sebagian warga belum setuju sehingga tidak ikut menyaksikan. Ia pun berharap semuanya akan segera dapat diselesaikan.
"Ya sudah jalan semua sih ya sebenarnya. Kemarin itu yang problem utamanya sebenarnya yang overlap data, data tanah," ucap Ganjar.