Pada 13 September lalu, BRI resmi menjadi induk holding BUMN Ultra Mikro. Holding tersebut melibatkan tiga entitas BUMN yakni BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.
Lewat sinergi ketiga BUMN itu, diharapkan ada tiga tahap perjalanan terintegrasi bagi usaha segmen ultra mikro untuk terus tumbuh dan berkembang. Tahap pertama yaitu empower atau pemberdayaan. Pada tahap ini, PNM akan memberdayakan usaha kelompok masyarakat prasejahtera agar dapat menjadi wirausaha yang mandiri.
Tahap berikutanya adalah integrate. Pada tahap ini, kebutuhan pendanaan tambahan bagi nasabah ultra mikro yang telah berkembang usahanya dapat dilayani oleh BRI dan Pegadaian. Sebagai contoh pendanaan tambahan dari BRI adalah lewat produk KUR Mikro.
Tahap selanjutnya adalah upgrade, yakni para pelaku usaha ultra mikro berhasil “naik kelas” ke segmen mikro. Di sini, nasabah dapat dilayani oleh BRI melalui produk Kupedes (Kredit Umum Pedesaan).
Kepala Rumah BUMN BRI, Teguh Rahadian mengatakan, setelah menerima Kupedes, para pelaku usaha yang sudah naik kelas ke segmen UMKM itu tidak dilepas begitu saja, melainkan terus didampingi. Pendampingan antara lain dilakukan lewat BRIncubator, yakni program yang berorientasi pada pemberian akses pembiayaan dan peningkatan kapasitas serta kapabilitas UMKM secara digital.
Melalui program tersebut, para pelaku usaha diberi pelatihan secara intensif, termasuk bagaimana mengoptimalkan jalur digital atau online untuk meningkatkan pendapatan. Program ini juga berfokus pada persiapan UMKM menuju pasar ekspor.