Khusus untuk Yuniarti, rekam jejaknya berawal dari kepindahannya ke Banten untuk ikut suami merantau. Dirinya lalu terpacu ingin juga mencoba peruntungan dalam berbisnis. Langkah awal usahanya dengan menjual emping balado di Banten. Namun ternyata ini tidak menjadi awal yang mulus seperti yang dimimpikan.
Kemudian pada 2014, Yuniarti kembali mencoba peruntungan di bidang usaha berbeda. Saat itu, dia mencoba usahanya di bidang pakaian muslim wanita dan anak. Saat itu usahanya hanya dibantu 1 orang karyawan yang sebelumnya hanya tukang jahit permak keliling di lingkungan rumahnya.
“Usaha ini dimulai saat saya mencoba memakai hijab, ternyata jauh lebih rapi dan terlihat cantik. Foto saya menggunakan hijab saya posting, dan teman-teman ingin memesan hijab yang saya gunakan hingga akhirnya saya merasa ini adalah peluang bisnis. Dari situ suami saya memberikan hadiah ulang tahun mesin jahit dengan harga Rp600 ribu, yang mana hal tersebut sebagai modal untuk saya mulai berbisnis,” jelas Yuniarti di Jakarta (26/12/2021).
Namun dengan tekad yang kuat, Yuniarti terus berinovasi untuk dapat memenuhi permintaan pasar dengan tidak terbatas. Dirinya memproduksi fashion wanita dan mulai melakukan penjualan secara online.
Untuk dapat bertahan di masa pandemi, seluruh pengusaha harus tetap produktif dan terus berinovasi. Karena itu Pertamina mengedukasi para mitra binaan untuk bergeser dari penjualan secara konvensional untuk beralih ke penjualan secara online. "Hal tersebut untuk mengantisipasi penumpukan produksi tanpa pasar," ungkap Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan.