JAKARTA, iNews.id - Sektor esensial khususnya industri manufaktur harus menjadi prioritas pascadilonggarkannya aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pasalnya, dampak positif kembali beroperasinya industri manufaktur dengan kapasitas hingga 100 persen dapat mencegah pertumbuhan ekonomi negatif.
"Efek bangkitnya industri manufaktur terhadap sektor lain cukup besar. Misalnya manufaktur bisa menarik permintaan bahan baku dan sektor logistik," kata Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Senin (30/8/2021).
Bhima memaparkan, porsi industri manufaktur terhadap PDB juga tinggi yakni 19 persen, dan menyerap 13,6 persen dari total tenaga kerja. Kemudian dari sisi penerimaan pajak, industri manufaktur punya kontribusi 30 persen jadi cukup signifikan dalam membantu pengurangan defisit APBN.
"Di beberapa negara yang melakukan lockdown ketat, prioritas sektor yang dilonggarkan setelah kasus harian Covid-19 menurun adalah industri manufaktur," ujar Bhima.
Dia mencontohkan, hal itu diterapkan China dan Vietnam yang fokusnya di industri manufaktur, sehingga ekonomi tumbuh solid paska lockdown. Dengan demikian, Indonesia bisa meniru kedua negara tersebut.