“Para pebisnis Australia merasa kurangnya informasi mengenai proyek investasi yang siap ditawarkan di Indonesia, seperti sektor pertambangan, infrastruktur, pariwisata, dan industri pengolahan limbah,” ungkap Andrew.
Menanggapi hal tersebut, Bahlil mengatakan Indonesia saat ini fokus pada industri hilirisasi, sehingga tidak membutuhkan investasi di sektor pertambangan. Dia pun menyampaikan banyaknya peluang investasi di sektor infrastruktur khususnya pada pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Utara.
Sebagai informasi, Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi investasi asal Australia pada triwulan III 2022 sebesar 0,2 miliar dolar AS dan menempati peringkat ke-10. Secara akumulatif sejak 2017-September 2022, realisasi investasi Australia mencapai 2,37 miliar dolar AS.
Adapun sektor realisasi investasi asal Australia sejak tahun 2017 tersebut didominasi pada sektor pertambangan sebesar 1,28 miliar dolar AS (54,1 persen), industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar 0,8 miliar dolar AS (8,3 persen), serta hotel dan restoran sebesar 0,18 miliar dolar AS (7,4 persen).