Sumber dana untuk menggaji Abdi Dalem berasal dari berbagai pemasukan keraton, seperti uang sewa dan pengelolaan museum, serta bantuan dari pemerintah pusat. Penghageng Kawedanan Punokawan Purwo Budaya.
GBPH Yudaningrat pernah menjelaskan pada 2005 gaji Abdi Dalem nilainya kecil. Sebagai perbandingan, Sultan Hamengkubuwono X hanya menerima Rp200.000 per bulan, sedangkan Abdi Dalem mendapatkan gaji berkisar antara Rp2.000 hingga Rp20.000 per bulan.
Selain menjalankan tugas operasional di setiap organisasi keraton, Abdi Dalem juga merupakan ‘abdi budaya’. Abdi budaya merupakan orang yang bisa dan mampu memberi suri tauladan bagi masyarakat luas. Abdi Dalem harus bisa menjadi contoh kehidupan di masyarakat, bertindak berdasarkan unggah-ungguh dan paham akan tata krama.
Selain itu, ciri khas Abdi Dalem Keraton Yogyakarta terlihat dari pakaian yang dikenakan yang kerap disebut peranakan. Istilah ini berasal dari kata ‘diper-anak-kan,’ yang bermakna bahwa seorang Abdi Dalem dianggap seperti saudara kandung yang lahir dari ibu yang sama.
Semua Abdi Dalem mengenakan pakaian seragam dan melaksanakan tugas tanpa alas kaki. Selain itu, Abdi Dalem perempuan tidak diperbolehkan memakai perhiasan. Ini bertujuan untuk menghilangkan perbedaan status antara yang kaya dan miskin, sehingga semua Abdi Dalem memiliki kedudukan yang setara.
Abdi Dalem yang tugasnya paling dekat dengan Sultan dikenal sebagai Keparak. Kelompok ini sebagian besar terdiri dari Abdi Dalem perempuan.
Mereka bertanggung jawab atas berbagai tugas penting, seperti menjaga ruang pusaka, menyiapkan perlengkapan untuk upacara, serta memenuhi kebutuhan Sri Sultan, Permaisuri, dan Putra-Putri Sultan yang menetap di dalam keraton.
Demikian ulasan besaran gaji Abdi Dalem Kraton Yogyakarta beserta tugasnya. Semoga menjadi informasi baru bagi Anda.