Keinginan untuk berhenti dari pekerjaan bukan baru pertama kali diungkapkan Elon Musk. Hal itu, pernah diungkapkan Elon Musk pada Januari 2021. Dalam konferensi pers awal tahun, Elon Musk mengungkapkan dia berharap menjadi CEO Tesla selama "beberapa tahun" lagi lalu melepaskannya untuk lebih banyak menikmati waktu senggang.
"Akan menyenangkan untuk memiliki sedikit lebih banyak waktu luang daripada hanya bekerja siang dan malam, dari ketika saya bangun hingga ketika saya pergi tidur 7 hari seminggu. Cukup intens," ujar Elon Musk.
Pada November 2021, Elon Musk bertanya kepada pengikutnya di Twitter apakah dia harus menjual 10 persen sahamnya di Tesla dan mayoritas pengikutnya setuju. Elon Musk kemudian merealisasikan omongannya dengan menjual saham Tesla senilai hampir 12 miliar dolar AS dan membuat harga saham perusahaan mobil listrik itu turun di Bursa Wall Street.
Orang terkaya di dunia itu memang dikenal sering melontarkan olok-olok di akun Twitter-nya dan cukup intens berinteraksi dengan pengikutnya.
Cuitannya tentang kondisi bursa dan mata uang kripto bahkan pernah menjadi kasus yang berujung pada denda sebesar 20 juta dolar AS oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS pada 2018.
Howard Fischer, mitra di firma hukum Moses & Singer, mengatakan dia meragukan cuitan terbaru Elon Musk yang menyatakan ingin berhenti dari pekerjaannya. Cuitan tersebut, juga dinilai tak mengganggu pasar saham.
"Saya pikir komentar media sosial Musk tunduk pada diskon besar, seolah-olah, oleh pasar, dibandingkan dengan eksekutif lain," ujar Fischer.