Sunarso menambahkan, pesatnya perkembangan BRILink karena perseroan fokus menyasar para pelaku pasar hingga di tingkat ultra mikro yang menawarkan produk keuangan, sekaligus dapat berbagi benefit dengan agen.
"Ini benar-benar sharing economy karena fee-nya nanti dibagi dua, yang banyak dapat itu agen, BRI kecil saja, dan itu adalah kelebihan dari agen," tuturnya.
Sunarso menyadari sebagian masyarakat di akar rumput sudah cukup akrab dengan gawai atau gadget, tetapi belum familiar dengan produk keuangan digital. Skema hybrid digunakan untuk BRILink agar dapat meringankan proses yang terjadi.
"Agen ini sifatnya hybrid, jadi proses bisnisnya di internal itu digital, tapi pendekatan kepada nasabah itu tetap menggunakan human touching (manual)," katanya.
Untuk diketahui, BRILink merupakan layanan perbankan tanpa kantor sebagai perpanjangan tangan perseroan di masyarakat. BRI menjalin kerja sama dengan nasabah sebagai agen yang dapat melayani transaksi perbankan bagi masyarakat secara real time.