Hal itu dilakukan karena BNI ingin memajukan UMKM, di mana diaspora atau pekerja migran bisa membeli produk UMKM di dalam negeri, kemudian menjualnya lagi di luar negeri.
"Dan kita bantu mereka dengan modalnya, transaksi perbankannya. Kita juga memberikan bantuan dengan program-program tertentu, sehingga ketika pulang ke Indonesia, bukan bekerja lagi, mungkin jadi wiraswasta di Indonesia," tutur Royke.
Program tersebut sedang diarahkan oleh BNI. Jika dilihat dari nilai strategis diaspora yang jumlahnya mencapai 8 juta orang di luar negeri, Indonesia memiliki peluang besar mengembangkan UMKM go global.
"Indonesia yang punya nilai yang sudah dikurasi bagus, dan bisa kita dorong dan mereka bisa bantu menjual di negara mereka (kerja/tinggal)," ucap Royke.
Sementara dalam beberapa kesempatan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, BNI memiliki tugas untuk membawa pelaku usaha Indonesia masuk ke level kompetisi yang lebih tinggi di kancah global. Hal itu disampaikan Erick dalam kunjungannya ke BNI Representative Office Amsterdam (BNI Amsterdam) di Amsterdam, Belanda beberapa waktu lalu.
Menurut Erick, tak hanya pembiayaan, BNI juga bertugas melakukan pendampingan berkelanjutan terhadap diaspora. Ini guna memastikan potensi ekspansi internasional digarap secara optimal.
"Kantor representatif BNI Amsterdam merupakan wujud nyata dari BUMN bersama BNI untuk membuat pelaku usaha Indonesia tidak hanya jago kandang," ucap Erick.